dc.description.abstract | Nikotin merupakan salah satu zat kimia yang terdapat dt dalam asap rokok
dan merupakan zat yang bersifat teratogen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh nikotin selama organogenesis terhadap penampilan reproduksi pralahir
mencit albino dan untuk mengetahui umur kebuntingan yang paling sensitif serta
untuk mengetahui apakah kelainan penampilan reproduks1 yang muncul akibat
pemberian nikotin dapat dipakai sebagai sumber belajar biologi. Nikotin diberikan
dengan dosis tunggal pada umur kebuntingan 7, 9 atau 11I hari dan diberikan secara
intraperitoneal dengan dosis 6, 12, dan 18 mg/kg b.b. Mencit kontrol hanya dtberi
aquabidestilata streril sebagai pelarut nikotin. Mencit dibunuh dan dibedah pada umur
kebuntingan 18 hari. Hasil pengamatan menunjukkan, bahwa nikotin menurunkan
jumlah fetus hidup pada dosis 12 dan 18 mg/kg b.b, meningkatkan embrio yang
diresorbsi dan meningkatkan jumlah fetus mati, terutama pada dosis 18 mg/kg b h
Nikotin juga menyebabkan penurunan berat badan fetus pada umur kebuntingan 7, 9,
dan 11 hari terutama pada dosis 18 mg/kg b. b. Selain itu juga menyebabkan kelainan
eksternal berupa mata terbuka dan ektrodaktili pada dosis 18 mg/kg b.b. Persentase
jumlah kelainan yang paling tinggi terjadi pada kelompok umur kebuntingan 7 hari
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nikotin dapat menyebabkan terjadinya
penurunan jumlah fetus hidup, peningkatan kematian intrauterus yang terdiri atas
embrio resorbs• dan jumlah fetus mati , penurunan jumlah implantasi, penurunan berat
badan fetus dan peningkatan jumlah fetus yang mengalami kelainan ekstemal dan
dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar di SMU kelas 2 Cawu I pada
konsep perkembangan hewan.
XII | en_US |