dc.description.abstract | Ketidakadilan Gender Novel Sali Karya Dewi Linggasari; Elfa
Fithriyana;090110201017; 2013: 82; Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra
Universitas Jember.
Penelitian ini difokuskan untuk menjawab rumusan masalah yaitu, 1)
Bagaimana keterjalinan unsur-unsur struktural yang terdapat dalam novel Sali karya
Dewi Linggasari yang meliputi tema, tokoh dan perwatakan, latar, serta konflik? 2)
Bagaimana aspek-aspek ketidakadilan gender dalam novel Sali karya Dewi
Linggasari meliputi marginalisasi, stereotip, subordinasi, kekerasan, dan beban kerja.
Tujuan penelitian yaitu: 1) Mendeskripsikan keterjalinan antar unsur-unsur struktural
yang ada dalam novel Sali karya Dewi Linggasari yang meliputi: tema, penokohan
dan perwatakan, konflik, dan latar. 2) Mendiskripsikan aspek-aspek ketidakadilan
gender dalam novel Sali karya Dewi Linggasari yang meliputi marginalisasi,
stereotip, kekerasan, subordinasi, dan beban kerja. Metode yang digunakan metode
kualitatif deskriptif. Adapun langkah-langkah metode kualitatif deskriptif dalam
penelitian ini sebagai berikut: 1) membaca novel secara keseluruhan; 2)
mengidentifikasi dan mengolah data denganmengklasifikasikan data-data yang
berhubungan dengan unsur-unsur struktural; 3) mengumpulkan data-data yang
diperoleh berdasarkan pokok permasalahan penelitian; 4) memilah data-data sesuai
masalah penelitian; 5) mengidentifikasi dan mengolah data dengan
mengklasifikasikan data-data yang berhubungan dengan ketidakadilan gender; 6)
melakukan analisis struktural; 7) melakukan analisis ketidakadilan gender; 8) menarik
kesimpulan dari analisis tersebut.
Hasil analisis dari penelitian novel Sali karya Dewi Linggasari menunjukkan
keadaan atau suasana.Tokoh Liwa mengalami keadaan yang benar-benar berada pada
posisi psikis paling rendah.Tema mayor adalah seorang wanita yang putus asa karena
terbelenggu adat menyebabkan dirinya menyerah pada kehidupan.Sedangkan tema
minor yaitu, bentuk perlawanan kepada adat, kepala keluarga yang tunduk pada
vii
adat.Tema mayor dan tema minor tersebut memiliki keterkaitan dan saling
mendukung.
Tokoh utamanya adalah Liwa. merupakan tokoh yang memiliki watak bulat
(round character) karena mengalami perubahan watak.Dari awal sampai akhir cerita
Liwa memiliki perubahan watak.Tokoh utama didukung oleh tokoh bawahan.Tokoh
bawahan yang banyak berhubungan dengan tokoh utama adalah Kugara, Lapina,
Ibarak, dan Gayatri. Tokoh Kugara, Lapina, Ibarak, dan Gayatri dalam novel tersebut
berwatak datar (flat character) karena tidak mengalami perubahan watak.
Penggambaran latar meliputi latar tempat, latar waktu, latar sosial.Latar
tempat terjadi di honai, kebun, dan puskesmas.Latar waktu terjadi pada pagi hari dan
malam hari.Sedangkan latar sosial mengambil suasa kedaerahan.Konflik yang ada
yaitu konflik fisik dan konflik batin. Konflik fisik yaitu antara manusia dan manusia
terjadi antaraLiwa dan Ibarak, dan Lapina dan Kugara. Konflik antara manusia dan
alam dialami oleh tokoh Gayatri. Konflik batin dibagi menjadi dua yaitu konflik batin
ide dengan ide dialami oleh tokok Liwa dan Ibarak, Liwa dan Gayatri. Konflik antara
manusia dan kata hatinya dialami oleh tokoh Liwa, Lapina, dan Gayatri.
Analisis pragmatik yang dititikberatkan pada ketidakadilan gender meliputi:
marginalisasi, subordinasi, sterotipe, kekerasan, dan beban kerja. Marginalisasi
diamali oleh tokoh Liwa.Marginalisasi juga dialami oleh perempuan-perempuan suku
dani.
Subordinasi dilakukan oleh Ibarak kepada Liwa.Subordinasi juga dialami oleh
Gayatri yang dianggap lemah.
Sterotipe dilakukan oleh Kugara kepada Lapina.Lapina dianggap sebagai
budak setelah dibayar dengan duapuluh ekor babi.Sterotipe juga dilakukan Ibarak
kepada Liwa.Kekerasan meliputi bentuk pemerkosaan terhadap perempuan, termasuk
dalam rumah tangga yang dilakukan Kugara terhadap Lapina, tindakan pemukulan
dan serangn fisik yang terjadi di rumah tangga yang dilakukan Ibarak terhadap
Liwa.Bentuk penyiksaan yang mengarah kepada organ kelamin tidak terdapat bentuk
penyiksaan yang mengarah kepada organ alat kelamin, kekerasan dalam bentuk
viii
pelacuran dilakukan Ibarak kepada Liwa, kekerasan dalam bentuk pornografi
dilakukan Ibarak kepada Liwa.pemaksaan sterilisasi dalam Keluarga Berencana tidak
terdapat dalam novel, kekerasan terselubung dilakukan oleh Lopes terhadap Liwa,
dan pelecehan seksual tidak terdapat dalam novel.
Beban kerja dialami Liwa dan Lapina semenjak menikah.Dari keseluruhan
analisis struktural dan pragmatik dapat diketahui bahwa antara unsur-unsur itu ada
keterkaitan yang erat.
Manfaat yang diperoleh penulis setelah menganalisis marginalisasi dalam
novel Sali adalah, perempuan harus dapat memberikan pengertian kepada orangorang
terdekat bahwa perempuan tidak dapat diperlakukan dengan semena-mena
apapun alasanya. Perempuan juga harus meningkatkan kualitas sumber dayanya agar
dapat mengurangi marginalisasi yang sering diterimanya, sehingga perempuan
mendapatkan hak yang sama dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat agar
tidak dikuasai oleh laki-laki. Perempuan harus memiliki pendidikan yang tinggi agar
dalam masyarakat dapat diterima sehingga tidak terjadi subordinasi.Manfaat dari
menganalisis sterotipe dalam novel Sali yaitu perempuan harus dapat menggali
kemampuan diri agar dapat terhindar dari sterotipe yang melekat pada dirinya.
Perempuan hendaklah meningkatkan pengetahuan agar tidak selalu ditindas dan
diremehkan, sehingga tidak mendapatkan pelabelan negatif karena dianggap tidak
dapat melakukan pembelaan terhadap dirinya sendiri. Manfaat dari menganalisis
kekerasan dalam novel Saliadalah perempuan harus dapat menolak dengan tegas
terhadap kekerasan yang diterimanya.Perempuan juga harus tampil kuat agar laki-laki
tidak memperlakukannya dengan semena-mena. Perempuan berhak melakukan
pembelaan terhadap dirinya jika merasa benar, agar laki-laki tidak semena-sema
berperilaku kasar terhadap perempuan. Pekerjaan dalam rumah tangga harus diatur
secara benar-benar, sehingga tidak terjadinya beban kerja ganda pada salah satu
pihak. | en_US |