dc.description.abstract | Hasil penelitian yaitu Nilai SDR pada sistem pola tanam padi-padi-palawija
lebih tinggi dari pada sistem pola tanam Padi, Padi, Padi, jumlah gulma juga lebih
bervariasi. Keadaan seperti ini terjadi pada pengamatan 15SHT dan 45HST dari
semua desa yaitu Desa Curah Ancar, desa Rowotamtu dan Desa Rambigundam.
Gulma yang dominan pada 15HST desa Curah Ancar sistem pola tanam padi,
padi, palawija yaitu F. miliacea, sistem pola tanam padi, padi, padi, yaitu E.
hirta. Desa Rowotamtu sistem pola tanam padi, padi, palawija dan sistem pola
tanam padi, padi, padi, yaitu E. hirta . Desa Rambigundam sistem pola tanam
padi, padi, palawija dan sistem pola tanam padi, padi, padi yaitu P. stratiotes.
Gulma yang dominan pada 45HST desa Curah Ancar sistem pola tanam padi,
padi, palawija yaitu F. miliacea, sistem pola tanam padi, padi, padi yaitu P.
stratiotes. Desa Rowotamtu sistem pola tanam padi, padi, palawija yaitu E. indica.
Sistem pola tanam padi, padi, padi yaitu E. hirta. Desa Rambigundam sistem pola
tanam padi, padi, palawija dan sistem pola tanam padi, padi, padi yaitu L.
adscendens.
Nilai SDR pada system pola bergiliran lebih besar dan jenis gulmanya
beragam dibanding dengan system pola tanam tetap dan itu terjadi pada semua
sampel desa yang diamati, perhitungan koefisien komunitas semua sampel
dibawah 75% berarti dominansi maupun jenis gulma pada masing-masing daerah
berbeda dan tidak bisa dipakai sebagai percobaan herbisida multi lokasi pada
waktu yang bersamaan. | en_US |