Show simple item record

dc.contributor.authorBeni Sutomo
dc.date.accessioned2014-10-30T01:25:55Z
dc.date.available2014-10-30T01:25:55Z
dc.date.issued2014-10-30
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/59744
dc.description.abstractHasil penelitian ini menunjukan eksploitasi alam yang dilakukan oleh para penambang. Eksploitasi terhadap alam ini bermula dengan masuknya investor asing yang melakukan eksplorasi dikawasan Gunung Tumpang Pitu. Adanya investor asing ini membuat masyarakat tergiur untuk mencoba peruntungan mereka sehingga masyarakat pada akhirnya ikut mencari butiran emas. pada awal kemunculannya masyarakat mencari emas hanya disepanjang aliran sungai dengan mengambil materialan tanah dan langsung diproses ditempat. Namun lambat laun mereka mulai mengenal sistem antrian dimana mereka menggali satu lubang dan antri berjamjam untuk bisa mengambil materialan yang akan mereka proses. Dalam perkembangan selanjutnya para penambang mengenal sistem baru yaitu dengan memakai seorang pemodal atau yang biasa disebut dengan bos lubang. Adanya sistem baru ini secara tidak langsung memunculkan kelas-kelas dalam pertambangan dimana seorang bos lubang sebagai kaum pemilik modal dan penambang sebagai kaum proletar yang hanya mempunyai tenaga yang bisa di jual kepada para kaum borjuasi. Secara tidak langsung munculnya kelas-kelas dalam pertambangan tersebut menjadikan eksploitasi terhadap manusia. Dimana para penambang terpaksa bekerja seharian di dalam lubang untuk mendapatkan butiran emas dan tanpa pernah tahu berapa hasil yang akan mereka dapatkan. Para penambang bekerja setiap hari tanpa pernah tahu gaji mereka karena mereka bekerja akan mendapatkan hasil ketika lubang tersebut cair dan mendapatkan bagian 2 berbanding satu. Ada beberapa jenis penambang di Gunung Tumpang Pitu, pertama, mereka yang mencari dengan tanpa bos. Kedua, mereka yang memakai bos. Ketiga, dengan cara ngeleles/ngasak Adanya sistem bos lubang mendorong eksploitasi semakin besar karena semua kebutuhan penambang terpenuhi oleh seorang bos sehingga mereka tidak perlu memikirkan hal lain selain bekerja. Faktor ekonomi sebagai dalih terciptanya suatu eksploitasi. Para penambang merasa tidak punya pilihan lain untuk merubah hidup mereka selain menjadi seorang penambang emas. Selain itu eksploitasi yang terjadi karena adanya kepercayaan yang telah mereka percayai, yaitu dengan memakai dukun yang mampu memberikan semangat sehingga mampu membakar semangat para penambang untuk mengeksploitasi alam semakin besar. Bentuk eksploitasi tersebut dapat berupa rusaknya struktur tanah dalam hutan. Selain itu gebalan-gebalan yang berserakan mampu menjadi saksi betapa besarnya eksploitasi manusia terhadap alam.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries0909010302023;
dc.subjectEKSPLOITASI ALAM, EKOLOGI MARXen_US
dc.titleEksploitasi Alam Di Gunung Tumpang Pitu Dalam Perspektif Ekologi Marx The Nature Eksploitation Tumpang Pitu Mountain in Perspective Ecology Marxen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record