Show simple item record

dc.contributor.authorRizqa Ayu Kusuma De wi
dc.date.accessioned2013-12-07T04:18:51Z
dc.date.available2013-12-07T04:18:51Z
dc.date.issued2013-12-07
dc.identifier.nimNIM060210191152
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5962
dc.description.abstractKenyataan di lapang menunjukkan bahwa banyak siswa yang menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dipahami. Selama ini kegiatan pembelajaran matematika lebih menekankan pada tercapainya tujuan pembelajaran yang hanya diukur berdasarkan tingginya nilai akademis, namun pembentukan nalar dan kepribadian yang berpengaruh dalam pola pikir dalam menghadapi suatu permasalahan belum tercapai. Pembelajaran matematika berbasis masalah dengan menggunakan model kooperatif jigsaw terdiri dari lima fase yang ditekankan pada proses pengaitan materi dengan kehidupan nyata siswa. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran, aktivitas siswa secara individu selama pembelajaran, dan hasil belajar siswa setelah penerapan pembelajaran yang selanjutnya menentukan ketuntasan belajar siswa. Pengambilan data dilakukan di SMK Negeri 1 Tanggul pada tanggal 5 April 2011 sampai 28 April 2011. Subyek penelitian yang diambil adalah seluruh siswa kelas X RPL 2 berjumlah 38 orang siswa dengan 19 siswa putra dan 19 siswa putri. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Data diperoleh dengan menggunakan metode observasi, tes, dan wawancara. Analisa data yang digunakan adalah analisa kualitatif. Penerapan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I masih terlihat kacau, hal ini disebabkan karena siswa masih merasa aneh dengan penerapan pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan model kooperatif jigsaw, namun pada saat pembelajaran siklus II siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran tersebut. Hasil penelitian yang diperoleh dari pembelajaran yang telah dilakukan menunjukkan penerapan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I masih terlihat kacau, hal ini disebabkan karena siswa masih merasa aneh dengan penerapan pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan model kooperatif jigsaw. Beberapa siswa masih merasa malas untuk mengerjakan apa yang telah menjadi tugasnya, namun setelah guru memberikan pengarahan dan bimbingan akhirnya siswa dapat menyelesaikan tugasnya. Penerapan pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan model kooperatif jigsaw di siklus II banyak mengalami peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran di siklus sebelumnya, siswa tidak banyak mengalami kesulitan baik dalam mengerjakan LKS II maupun dalam pembelajaran karena mereka sudah terbiasa dengan pembelajaran tersebut. Selain itu dari hasil penelitian yang dilakukan juga menunjukkan adanya peningkatan aktivitas individu dan kelompok, yaitu persentase aktivitas siswa untuk menganalisis masalah sebesar 84,21% pada siklus I dan 92,98% pada siklus II, merumuskan hipotesis sebesar 83,33% pada siklus I dan 92,10% pada siklus II, melakukan eksperimen sebesar 85,08% pada siklus I dan 92,98% pada siklus II, menarik kesimpulan sebesar 85,08% pada siklus I dan 93,85% pada siklus II, dan kerjasama dalam kelompok sebesar 88,59% pada siklus I dan 96,49% pada siklus II. Persentase aktivitas kelompok untuk kualitas interaksi sebesar 88,88% pada siklus I dan 100% pada siklus II, keterlibatan dalam kelompok sebesar 88,88% pada siklus I dan 100% pada siklus II, penyampaian materi tiap ahli di kelompok asal sebesar 92,59% pada siklus I dan 92,59% pada siklus II, presentasi kelompok sebesar 88,88% pada siklus I dan 96,29% pada siklus II, serta hasil kerja kelompok sebesar 88,88% pada siklus I dan 88,88% pada siklus II. Skor tes pada siklus I menunjukkan ada 5 siswa yang tidak tuntas belajar dari 38 siswa dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 86,84% dan pada siklus II, ada 3 siswa yang tidak tuntas belajar dari 38 siswa dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 92,10%. Kesimpulan dari hasil analisis data dan pembahasan bahwa penerapan pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan model kooperatif jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, siswa perlu diberi pengarahan dan bimbingan agar mereka dapat mengikuti petunjuk yang sesuai dengan pemebelajaran yang diterapkan. Selain itu, guru juga perlu mempersiapkan semua perangkat pembelajaran dengan sebaik-baiknya agar pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210191152;
dc.subjectModel Koope ratif jigsawen_US
dc.titlePENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SUB POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA (KUBUS, BALOK, PRISMA, DAN LIMAS) KELAS X RPL 2 SMK NEGERI 1 TANGGUL TAHUN AJARAN 2010/2011en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record