dc.description.abstract | Berbagai macam usaha dilaksanakan guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah. Salah satu pendekatan yang ditempuh guru adalah
menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Berbagai
macam usaha dilaksanakan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah. Salah satu pendekatan yang ditempuh guru adalah menggunakan berbagai
metode yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Dalam hal ini guru sebagai
pengajar dan pembimbing harus mampu menerapkan pendekatan yang baik sehingga
dapat meningkatkan kadar kegiatan belajar siswa.
Kualitas pembelajaran yang ideal adalah jika pembelajaran dapat
menghasilkan siswa yang berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar, sehingga
mereka bisa mencapai hasil belajar yang optimal. Salah satunya adalah dengan
penerapan pembelajaran kooperatif menggunakan talking chips. Rumusan masalah
dari penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif
menggunakan talking chips untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa
SMPN 1 Jember? 2) bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran
kooperatif dengan menggunakan talking chips pada siswa SMPN 1 Jember? 3)
bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan talking chips pada siswa SMPN 1 Jember?. Tujuan dari penelitian ini
adalah: (1) Untuk mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif menggunakan
talking chips untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa SMPN 1 Jember;
(2) untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan talking chips pada siswa SMPN 1 Jember; (3) untuk mengetahui
ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
talking chips pada siswa SMPN 1 Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), penentuan
responden didasarkan pada permasalahan yang terjadi. Penelitian ini dilaksanakan di
SMPN 1 Jember. Responden penelitian yaitu siswa kelas VII G. Responden
penelitian ditentukan setelah dilakukan observasi oleh peneliti. Pengambilan data
siswa dilakukan pada tanggal 14 Mei 2010. Desain dan prosedur tindakan yang
digunakan berbentuk spiral Model Hopkins. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Pada rumusan
masalah yang pertama digunakan suatu pendekatan kualitatif dimana analisisnya
berupa kata-kata yang meliputi aktivitas siswa, proses belajar mengajar di dalam
kelas dan kendala-kendala yang dihadapi selama proses belajar berlangsung. Selain
itu juga untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan
menggunakan metode kooperatif teknik talking chips. Analisis data hasil observasi
aktivitas siswa menggunakan uji aktivitas. Untuk menjawab rumusan masalah yang
ketiga digunakan ketuntasan hasil belajar.
Kendala yamg dihadapi siswa selama penerapan pembelajaran dengan
menggunakan talking chips adalah belum terbiasanya siswa belajar dalam kelompok.
peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II tidak signifikan, hal ini
disebabkan karena penerapan teknik pembelajaran talking chips terlalu lama sehingga
siswa jenuh dengan kegiatan belajar yang dilakukan. Selain itu dekatnya jawal
penelitian dengan ujian akhir sekolah menyebabkan konsentrasi siswa terpecah
dengan persiapan belajar menjelang ujian akhir sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa menggunakan
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan talking chips mengalami peningkatan
pada setiap siklusnya. Pada siklus I dengan persentase 77.42 % aktivitas belajar
matematika siswa termasuk kategori baik. Sedangkan pada silklus II dengan
persentase 78.84 % aktivitas belajar matematika siswa termasuk kategori baik.
Persentase rata-rata aktivitas belajar matematika siswa adalah 78.13 % sehingga
secara keseluruhan aktivitas belajar matematika siswa termasuk kategori baik (75% ≤
Pa < 90%), Ketuntasan hasil belajar matematika siswa juga meningkat setelah
menggunakan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan talking chips dalam
pembelajaran yaitu: siklus I 80 %; dan siklus II 97.5 %. | en_US |