dc.description.abstract | Sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuan utama agar
suatu bangsa dapat berkompetisi. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat
diperlukan dalam pembangunan bangsa, khususnya dalam pembangunan di
bidang pendidikan. Fisika sebagai bagian dari ilmu pengetahuan ikut memberi
kontribusi dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas, dimana
fisika bukan hanya penguasaan sekumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep,
dan prinsip kerja saja, tetapi juga sebagai suatu penemuan, penguasaan dan
pengembangan lebih lanjut terhadap penerapan pengetahuan dalam kehidupan
sehari-hari. Saat ini sebagian besar sekolah telah menerapakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang menggunakan paradigma konstruktivistik,
namun pada prakteknya sebagian besar guru masih menggunakan model
konvensional. Salah satu model yang sesuai dengan karakteristik fisika yaitu
Model Peristiwa Pembelajaran (The Event of Instruction).
Model Peristiwa Pembelajaran (The Event of Instruction) dapat
menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan, meningkatkan kemampuan
siswa untuk menemukan pengetahuan sendiri dan aktivitas siswa, membantu
siswa dalam memahami dan menguasai konsep-konsep fisika yang telah dipelajari
melalui kegiatan belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa
dan aktivitas belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengkaji
perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran the event of
instruction(Peristiwa Pembelajaran) dengan pembelajaran konvensional, (2)
mendeskripsikan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan
model pembelajaran the event of instruction (Peristiwa Pembelajaran), dan (3)
vii
mendeskripsikan retensi hasil belajar siswa selama mengikuti pembelajaran
dengan model the event of instruction (Peristiwa Pembelajaran).
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan tempat penelitian
ditentukan menggunakan cara purposive sampling area. Penelitian ini
dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bondowoso. Responden penelitian ditentukan
setelah dilakukan uji homogenitas. Penentuan sampel penelitian dengan cluster
random sampling. Rancangan penelitian menggunakan control group pre-test
post-test design. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, tes, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan uji t untuk
menjawab rumusan masalah yang pertama, menggunakan persentase aktivitas
untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, dan menggunakan uji t untuk
menjawab rumusan masalah yang ketiga.
Analisis data menggunakan uji t diperoleh
hitung
=3,22 dan nilai t
= 1,97
sehingg t
hitung
≥ t
tabel
, maka hipotesis nihil (H
0
tabel
) ditolak dan hipotesis kerja (H
)
diterima. Hasil analisis aktivitas siswa diperoleh persentase aktivitas siswa sebesar
80,76% dan termasuk dalam kriteria sangat aktif. Analisis data menggunakan uji t
diperoleh nilai t
hitung
=1,85 dan nilai t
tabel
=2,03 sehingga t
, maka
hipotesis nihil (H
0
) diterima dan hipotesis kerja (H
a
hitung
) ditolak. Jadi tidak ada
perbedaan yang signifikan antara skor post test dengan skor tes tunda. Hal ini
menunjukkan bahwa retensi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model the event of instruction (Peristiwa Pembelajaran) dapat
dikatakn tinggi. Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan dari
penelitian ini adalah: (1) ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika
menggunakan model the event of instruction dengan pembelajaran konvensional
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bondowoso tahun ajaran 2010/2011, (2)
aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bondowoso tahun ajaran
2010/2011 selama mengikuti pembelajaran fisika menggunakan model the event
of instruction termasuk dalam kriteria sangat aktif, dan (3) retensi hasil belajar
siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bondowoso tahun ajaran 2010/2011 setelah
mengikuti pembelajaran fisika menggunakan model the event of instruction dapat
dikatakan tinggi. | en_US |