Show simple item record

dc.contributor.authorAgung Priyo Subakti
dc.date.accessioned2013-12-06T20:23:39Z
dc.date.available2013-12-06T20:23:39Z
dc.date.issued2013-12-06
dc.identifier.nimNIM071710201084
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5854
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan kesegaraman karakteristik 15 sampel Sub DAS di Jawa Timur berdasarkan analisis FDC. Pengolahan data dilakukan dengan menganalisis beberapa karakteristik fisik, hidrologi daerah aliran sungai dengan FDC. FDC dibuat dengan merangking semua data debit untuk menentukan seberapa besar range kejadian debit dalam periode waktu tertentu. Persentase FDC diperoleh dengan membagi jumlah kejadian debit dengan jumlah total hari pada periode pengamatan. Setelah dapat diketahui persentasenya, plot dalam sebuah grafik untuk membuat kurva durasi aliran (FDC). Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa debit terbesar pada Sub DAS sampel terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, dan April yang diasumsikan sebagai debit puncak di musim penghujan. Musim kemarau akan menghasilkan debit minimal terjadi pada bulan Juli, Agustus, dan September. Berdasarkan hasil analisis FDC yang menyatakan nilai Q/Qm (1-Day Flow/ Mean Daily Flow) dan nilai Debit/Luas Sub Das/Hujan Rerata Tahunan dapat diklasifikasikan menjadi dua kriteria yaitu luasan Sub DAS (<200 km2 dan >200 km2), dan panjang total sungai (<1000 km dan >1000 km). Berdasarkan luasan <200 km2 hasil yang diperoleh Sub DAS-13 Kramat Probolinggo memiliki frekuensi kejadian debit terbesar yaitu >=50 dengan persentase kejadian 0,03%. Sub DAS-14 Pekalen memiliki frekuensi kejadian debit terkecil dengan persentase kejadian 99,95 %. Berdasarkan luasan >200 km2 hasil yang diperoleh Sub DAS-10 Stail K memiliki frekuensi kejadian debit terbesar yaitu >=50 dengan persentase kejadian 0,03%. Sub DAS-10 Stail K dan Sub DAS-12 Welang Purwodadi memiliki persentase terbesar pada frekuensi kejadian debit >=0,01 dengan nilai 100%. Standariasi FDC yang menyatakan nilai Debit/Luas Sub Das/Hujan Rerata Tahunan diklasifikasikan menjadi dua kelas berdasarkan Panjang Total Sungai <1000 km hasil yang diperoleh Sub DAS-7 Bomo Atas memiliki frekuensi kejadian debit terbesar yaitu >=75 dengan persentase kejadian 0,03%. Sub DAS-10 Stail K dan Sub DAS-12 Welang Purwodadi memiliki frekuensi kejadian debit terkecil sebesar >=0,01 dengan persentase nilai sebesar 100%. Berdasarkan Panjang Total Sungai >1000 km dapat diketahui Sub DAS-8 Karangdoro memiliki frekuensi kejadian debit terbesar yaitu >=75 dengan persentase kejadian 0,03%. Sub DAS-9 Kloposawit memiliki frekuensi kejadian debit terkecil >=0,01 dengan nilai persentase 99,95%. Metode regionalisasi ini dapat digunakan sebagai klasifikasi daerah aliran sungai untuk memperkirakan jumlah kejadian debit aliran di kawasan DAS tak terukur (un_gauged basin).en_US
dc.relation.ispartofseries071710201084;
dc.subjectFlow Duration Curve (FDC), Sub DAS, debit, regionalisasien_US
dc.titleSTUDI REGIONALISASI DAS-DAS DI JAWA TIMUR : KARAKTERISTIK KURVA DURASI ALIRAN (FLOW DURATION CURVE)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record