dc.description.abstract | Profil perilaku metakognisi yang paling tinggi presentasenya adalah perilaku
membaca soal lebih dari satu kali, yakni mencapai 82,26%. Sedangkan perilaku
metakognisi yang terendah adalah tidak memikirkan cara yang lain untuk
menyelesaikan masalah yang mencapai presentase sebesar 46,37%. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa siswa tidak terbiasa untuk mengerjakan soal dengan cara
yang berbeda dalam proses pembelajaran matematika.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa siswa kelas VIII SMPN 4
Jember termasuk kategori tingkat berpikir kreatif rendah. Presentase tingkat berpikir
kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika berturut-turut sebesar 14,52%
pada tingkat sangat tinggi, 1,61% tingkat tinggi, 22,58% tingkat sedang, 17,74%
tingkat rendah dan 43,55% pada tingkat berpikir kreatif sangat rendah. Hal ini
disebabkan karena selama proses pembelajaran matematika tidak terbiasa dengan
open ended problem yang menuntut siswa untuk berpikir lebih kreatif.
Kemampuan aspek berpikir kreatif siswa kelas VIII SMPN 4 Jember pada aspek
fluency, flexibility, dan elaboration berturut-turut sebesar 73,08%, 45,57% dan
49,24%. Aspek yang tertinggi adalah aspek fluency dengan kriteria sedang.
Sedangkan aspek yang lain termasuk kategori sangat rendah. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa siswa kelas VIII SMPN 4 Jember tergolong cukup mampu dalam
hal memberikan banyak kemungkinan jawaban, akan tetapi tergolong sangat lemah
dalam hal memberikan cara penyelesaian yang berbeda dalam memecahkan masalah
matematika dan merinci langkah-langkah pemecahan masalah matematika. | en_US |