dc.description.abstract | Penelitian ini dilakukan di dua tempat yaitu di lapang dan di laboratorium,
untuk di lapang dilakukan di Green House Politeknik Negeri Jember, Desa Tegal
Boto, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember pada bulan Juli 2013 sampai
Desember 2013, untuk di laborotorium dilakukan di laboratorium hama dan
penyakit Fakultas Pertanian Jurusan Hama dan Penyakit, Universitas Jember.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga kali ulangan
untuk di lapang dan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 kali ulangan untuk di
Laboratorium.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sembilan genotipe yang
memiliki tingkat ketahanan paling tinggi dengan menggunakan metode uji inang
tanpa pilihan adalah genotipe Ijen dengan tingkat kerusakan (16,67%) sedangkan
genotipe yang memiliki tingkat ketahanan paling rendah adalah genotipe sinduro
dengan intensitas kerusakan (28,33%). Tingginya tingkat ketahanan juga diikuti
dengan tingginya kerapatan trikoma yaitu (6,57mm2) pada bagian atas dan pada
bagian bawah (8,53mm2) sedangkan rendahnya tingkat ketahanan diikuti dengan
rendahnya kerapatan trikoma yaitu (2,65mm2)pada bagian atas dan (3,69mm2).
Genotipe burangrang merupakan genotipe yang memiliki hasil tinggi dengan
bobot biji paling tinggi yaitu (2,83gram). | en_US |