dc.description.abstract | Didalam perkembangan industri terutama dalam bidang permesinan, teknologi
metalurgi memegang peranan penting dalam pemilihan logam yang memiliki sifatsifat
mekanik maupun fisik yang sesuai dengan tuntutan produksi. Semakin luasnya
tuntutan produksi logam ini, maka sikap perancang desain dan ahli metalurgi harus
mampu untuk menentukan pilihannya terhadap logam yang memiliki sifat-sifat
diantaranya sifat tahan korosi yang baik.
Perubahan kondisi struktur mikro yang terjadi pada baja karbon setelah proses
perlakuan panas ternyata tidak hanya merujuk kepada perubahan sifat mekaniknya
saja namun juga ketahanan terhadap serangan korosi pada baja. Sehingga nantinya
diharapkan perlakuan panas menjadi metode alternatif dalam pengendalian terhadap
laju korosi.
Dalam penelitian ini dilakukan proses perlakuan panas dengan variasi
temperatur yaitu 8000C, 9000C dan 10000C dengan holding time selama 15 dan 30
menit menggunakan media pendinginan air dan udara. Dilakukan pengujian
kekerasan untuk mengetahui perubahan sifat mekanik dari baja karbon AISI 1045,
kemudian dilanjutkan dengan proses uji korosi yaitu mencelupkan specimen ke dalam
larutan HCl dengan konsentrasi 35%.
Dari hasil penelitian didapatkan nilai kekerasan baja karbon AISI 1045 yang
mengalami perlakuan panas dengan variasi temperatur pemanasan, holding time, dan
media pendinginan yang tepat akan menghasilkan nilai kekerasan yang maksimal.
Nilai kekerasan tertinggi ada pada media pendinginan air temperatur 900°C dengan
holding time 30 menit yaitu 289 HV. Sedangkan nilai kekerasan terendah ada pada
ix
media pendinginan udara temperatur 1000°C dengan holding time 30 menit yaitu
236,3 HV. Laju pendinginan (cooling speed) pada perlakuan panas baja AISI 1045
berperan sebagai pembentukan jenis fasa serta ukuran butir pada struktur mikronya.
Fasa martensit yang dihasilkan dengan laju pendinginan yang cepat (quenching)
mempunyai nilai kekerasan yang tinggi.
Dari hasil uji korosi didapatkan nilai laju korosi untuk baja AISI 1045 tanpa
proses perlakuan panas sebesar 37,5365 mpy. Sedangkan laju korosi pada material
setelah proses perlakuan panas bervariasi tergantung pada kondisi temperatur
pemanasan, holding time, dan media pendinginan. Nilai laju korosi tertinggi ada
pada media pendinginan air temperatur 900°C dengan holding time 30 menit yaitu
123,2221 mpy. Sedangkan laju korosi terendah ada pada media pendinginan udara
temperatur 800°C dengan holding time 15 menit yaitu 63,3421 mpy. Fasa martensit
dan butir kecil yang dihasilkan dengan pendinginan cepat akan meningkatkan laju
korosinya.
Ketahanan korosi baja karbon AISI 1045 setelah proses perlakuan panas yang
didinginkan dengan media udara (normalising) lebih baik bila dibandingkan dengan
pendinginan dengan media air (quenching). Jenis korosi yang muncul adalah uniform
corrosion yang merata di seluruh permukaan material uji. | en_US |