dc.description.abstract | Seiring dengan perkembangan jaman, banyak limbah yang tidak dapat
diurai seperti plastik, aluminium, karet, kaleng dan botol. Selain untuk
mengurangi pencemaran lingkungan dan timbunan sampah di TPA, proses daur
ulang juga dapat menambah nilai ekonomis terutama recovery logam-logam
seperti aluminium bekas. Khususnya dalam dunia elektro, aluminium bekas
tersebut bisa dijadikan bahan utama dalam komponen kapasitor. Secara umum
kapasitor terdiri dari dua elektroda yang terbuat dari konduktor dan bahan
dielektrik yang berada di antara kedua elektroda itu. Dalam pembuatan
kapasitor ini, selain menggunakan aluminium bekas juga menggunakan
kuningan bekas sebagai komposisinya. Terdapat empat komposisi lempengan
yang digulung, setiap gulungan berkomposisikan Aluminium-Aluminium,
Aluminium-Kuningan, Kuningan-Aluminium dan Kuningan-Kuningan. Dari
keempat komposisi tersebut didapatkan kapasitor dengan bahan plat
Aluminium-Aluminium yang memiliki nilai kapasitansi paling besar yaitu
25.580 uF dengan menggunakan nilai R = 1KΩ dan V = 7 volt. Perubahan
nilai resistansi resistor tidak mempengaruhi besar kapasitansi kapasitor,
melainkan berpengaruh pada waktu yang ditempuh pada saat proses charge
discharge kapasior. Semakin besar nilai resistansinya, maka nilai T yang
didapatkan semakin lama. Ketika nilai R 1KΩ, T rata-rata yang didapatkan
sebesar 25,58 s. Ketika nilai R bertambah besar, yaitu 3K3 Ω didapatkan nilai T
rata-rata sebesar 88,53 s. Setiap penambahan panjang plat yang awalnya 67
menjadi 72 cm, nilai kapasitansi kapasitor semakin naik, dari 25.580 uF
menjadi 27.860 uF dan setiap pengurangan ukuran panjang plat yang awalnya
67 menjadi 62 cm, nilai kapasitansi kapasitor semakin kecil dari 25.580 uF
menjadi 23.680uF | en_US |