dc.contributor.author | Gatot Subroto | |
dc.date.accessioned | 2014-07-02T06:07:47Z | |
dc.date.available | 2014-07-02T06:07:47Z | |
dc.date.issued | 2014-07-02 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/57925 | |
dc.description.abstract | Produktivitas kedelai di Indonesia masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah
pertumbuhan kedelai belum bias beradaptasi di lahan kering. Oleh karenannya perlu uji benih
terhadap beberapa genotype di laboratorium untuk mengidentifikasi benih-benih yang mampu
beradaptasi terhadap kekeringan. Beberapa metode telah dilakukan untuk menguji ketahanan
dengan menerapkan larutan PEG dengan konsentrasi 0,75 Mpa/I. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi tingkat ketahanan dari 20 genotipe kedelai terhadap kekeringan
pada stadia perkecambahan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan respon terhadap
kekeringan dari genotype yang diuji. Hasil penelitian menunjukkan Galunggung adalah yang
paling tahan, Malang 3473 agak tahan, Leuser memiliki ketahanan menengah, Wilis agak peka,
dan Lokon adalah yang paling peka. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.relation.ispartofseries | AGRITOP Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian;Volume 9 Nomor 2 Desember 2011 | |
dc.subject | Resisten, Kedelai, Kekeringan, dan PEG | en_US |
dc.title | Kajian Metode Penyaringan Ketahanan Beberapa Genotipe Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Terhadap Kekeringan Dengan Menggunakan Larutan PEG Pada Stadia Perkecanbahan | en_US |
dc.type | Article | en_US |