IbM ALSIN PENANAM KEDELAI SISTEM INJEKSI DI DESA PANDUMAN KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER
Abstract
Kawasan desa panduman kecamatan jelbuk kabupaten jember adalah salah satu Lumbung Desa Modern LDM penghasil Palawija, sepertiga bagian kawasan tersebut ditanami kedelai, namun produksi kedelai pertahun semakin menurun dikarenakan sistem menanam kedelai sebagai tanaman tumpang gilir masih menggunakan cara-cara tradisional dalam menanam kedelai yaitu dengan menabur dan membuat tugalan dengan memakai kayu. sehingga membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang relative besar untuk ongkos buruh sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman bagi petani atau buruh tanan. Oleh karena itu untuk meningkatkan produktifitas dan kapasitas serta memudahkan operasi penanaman kedelai dengan alat penanam yang efektif dan efisien, maka dilakukan usaha-usaha rekayasa teknologi dalam bidang pertanian dengan membuat alat penanam kedelai sistem injeksi yang dijalankan dengan menggunakan motor DC. Alat ini diharapkan mampu menghemat waktu saat membuat lubang, memasukkan biji ke lubang dan menutupnya dengan tanah. Tujuan dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat melalui program IbM dengan diterapkannya teknologi tepat guna Alsin Penanam Kedelai Sistem Injeksi ini adalah :
1. Melakukan modifikasi dan uji kinerja mesin tanam dan siang untuk bercocok tanam kedelai.
2. Mengembangkan penerapan teknologi tanam dan penyiangan kedelai secara mekanis di tingkat petani dalam rangka mengatasi kendala waktu dan kesulitan tenaga kerja.
3. Mengurangi penggunaan alat konvensional/ tradisional seperti kayu dalam bercocok tanan kedelai.
Dari kegiatan pengabdian ini dapat disimpulkan bahwa program berjalan lancar dan berhasil, hal ini bisa terlihat dari beberapa indikator sebagai berikut: prototipe hasil rancangan bagun mesin penanam kedelai yang di buat mempunyai kemampuan/ kapasitas kerja ≤ 18 jam/ha dengan keluaran benih 2-3 biji/lubang tanam, 2 baris dan kedalaman tanam 3-5 cm dan jarak tanam teratur 40 cm dan benih dalam kondisi tertimbun tanah penutup. Implementasi penanam juga mampu bekerja dengan baik mengikuti kontur permukaan tanah yang bergelombang.
Collections
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Terjadinya kegagalan terapi pada kebanyakan kanker yang diakibatkan oleh tingginya toksisitas sistemik dan timbulnya resistensi dari agen kemoterapi, mendorong para peneliti untuk mencari agen kemopreventif baru dengan efek toksisitas sistemik yang rendah untuk meminimalisir terjadinya kegagalan terapi kanker (Bredel, 2001). Salah satu usaha menemukan agen kemopreventif baru adalah melalui penelitian terhadap tanaman obat yang digunakan secara tradisional oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya kanker. Salah satu kandidat yang berkhasiat sebagai antikanker adalah tanaman kedelai (Glycine max L.) (Koswara, 2006). Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan spesies tumbuhan yang termasuk dalam famili Papilionaceae. Senyawa tumbuhan ini dilaporkan mempunyai sifat antikanker, antara lain : inhibitor protease, phitat, saponin, phitosterol, asam lemak omega-3 dan isoflavon. Di antara antikanker tersebut, perhatian terbesar ditujukan kepada isoflavon (Koswara, 2006). Isoflavon, senyawa fitoestrogen dapat menghambat pertumbuhan sel kanker atau tumor (Kurahashi et al., 2007). Jenis senyawa isoflavon ini terutama adalah genistein, daidzein, dan glisitein (Ayuningtias, 2009). Penghambatan sel kanker oleh genistein dicapai melalui mekanisme penghambatan regulasi siklus sel yang menyebabkan ekspresi gen abnormal menurun sehingga menginduksi apoptosis sel abnormal (Peterson et al, 1997). Di samping berkhasiat antikanker, tanaman kedelai berpotensi dalam menurunkan insidensi osteoporosis (Koswara, 2006) dan resiko penyakit cardiovascular seperti penyakit jantung dengan membantu menurunkan kadar kolesterol darah (Messina, et al. 2002, Johnston, 2003, Yildiz, 2005). Secara in vitro, sari kedelai terbukti dapat menghambat proses karsinogenesis (Pawiharsono, 2008). Berdasarkan hal tersebut, kedelai berpotensi sebagai agen kemopreventif baru termasuk untuk kanker kolon, maka dilakukan penelitian ilmiah lebih lanjut untuk mengetahui apakah sari kedelai (Glycine max L.) mempunyai pengaruh terhadap apoptosis sel kanker kolon pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi 7,12- Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA.
Ellen Siska Susanti; Ellen Siska Susantix (2014-01-27)Terjadinya kegagalan terapi pada kebanyakan kanker yang diakibatkan oleh tingginya toksisitas sistemik dan timbulnya resistensi dari agen kemoterapi, mendorong para peneliti untuk mencari agen kemopreventif baru dengan ... -
PENGARUH ASOSIASI TIGA VARIETAS KEDELAI DENGAN BAKTERI FOTOSINTETIK Synechococcus sp. TERHADAP HAMA UTAMA TANAMAN KEDELAI
Iswanto Ady Saputro (2014-01-27)Produksi kedelai di Indonesia tergolong rendah, sehingga tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri. Oleh karena itu, Indonesia sampai sekarang masih mengimpor kedelai dari negara lain. Salah satu penyebab rendahnya ... -
ANALISIS KADAR SERAT KASAR HASIL FERMENTASI DAUN KEDELAI EDAMAME (Glycifle max (L) Merril) OLEH Rhizopus oryzae DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KEDELAI
Puspitasari, Devi Dwi (2018-04-17)Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa, fermentasi daun kedelai edamame oleh R. oryzae dengan penambahan tepung kedelai mampu menurunkan kadar serat kasar daun edamame sampai hari ke-8, dengan kadar ...