dc.description.abstract | Asma merupakan gangguan saluran nafas yang sangat kompleks, tidak
memiliki sifat yang khas, baik gambaran klinis, faktor pencetus proses perjalanan
penyakit, maupun pola mekanisme terjadinya sangat bervariasi. Meskipun begitu,
asma memiliki ciri klasik berupa mengi (wheezing), bronkokontriksi, terjadi sembab
mukosa dan hipersekresi. Beberapa obat asma diantaranya adalah Aminofillin dan
Salbutamol. Aminofillin merupakan obat dengan indeks terapi sempit sehingga
sedikit saja perubahan kadar obat dalam plasma dapat menyebabkan terjadinya
toksik. Jika pemberian dosis Aminofillin tidak diberikan secara hati-hati maka dapat
terjadi efek –efek yang merugikan termasuk efek samping obat (ESO). Sehingga
diperlukan pengamatan tentang timbulnya efek samping obat pada penggunaan
Aminofillin untuk pasien asma. Ini berbeda dengan Salbutamol yang memiliki indeks
terapi lebih panjang dibandingkan Aminofilin. Pemberian Aminofilin dan Salbutamol
pada pasien asma, saling menguatkan efek masing-masing dalam merangsang
peningkatan aktivitas sel-sel simpatis tubuh dan berefek bronkodilator. Pemilihan
obat yang bersifat polifarmasi pada pasien, saling mempengaruhi satu sama lain pada
beberapa obat dan efek yang merugikan pada pasien masih bisa ditutupi dengan efek
terapisnya. Karena alasan tersebut maka diperlukan pengamatan tentang timbulnya
efek samping obat pada penggunaan Aminofillin dan atau Salbutamol.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik atau profil
penderita asma (usia, jenis kelamin, dan pekerjaan) di RS Paru Jember | en_US |