Show simple item record

dc.contributor.authorUlfa Elfiah
dc.contributor.authorIndri Lakhsmi Putri
dc.contributor.authorMagda R Hutagalung
dc.contributor.authorDavid S.Perdanakusuma
dc.contributor.authorToetik Kosbandriati
dc.date.accessioned2014-04-08T05:20:18Z
dc.date.available2014-04-08T05:20:18Z
dc.date.issued2014-04-08
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/56778
dc.description.abstractPara dokter bedah plastik Indonesia belum memiliki parameter sebagai pedoman untuk rekonstruksi wajah orang Indonesia sehingga merujuk pada parameter klinis dari populasi Kaukasia sebagai tolak ukur. Parameter ini sering kali sulit bahkan tidak mungkin untuk dipakai, karena parameter tersebut merupakan ukuran rata-rata dari sampel ras yang berbeda. Penelitian ini bermaksud untuk memperlihatkan secara deskriptif profil wajah orang Indonesia sehingga diperoleh data dasar profil wajah orang Indonesia yang dapat digunakan sebagai pedoman dasar dalam rekonstruksi wajah akibat trauma maupun non trauma. Sampel penelitian ini sebanyak 23 mahasiswa baru fakultas kedokteran Universitas Airlangga tahun 2011 dengan rentang usia 18-20 tahun yang tidak memiliki riwayat operasi baik karena trauma maupun non trauma, tidak dalam perawatan ortodonsi dan bersedia mengikuti penelitian. Teknik pemeriksaan yang dipakai berupa pemeriksaan antropomeri yang meliputi 6 regio wajah, sefalometri lateral dengan menggunakan metode Steiner yang terdiri dari analisis skeletal, dental dan jaringan lunak serta fotografi dengan 5 posisi pemotretan untuk mengilustrasikan profil wajah sampel. Data yang diperoleh ditentukan nilai rata-rata minimal dan maksimal serta standar deviasi sebagai rentang normal, sedangkan uji t dilakukan untuk menganalisis perbedaan antara kelompok laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian pada pengukuran antropometri menunjukkan ada perbedaan bermakna antara laki-laki dan perempuan pada 21 titik pengukuran pada wajah. Pada analisis skeletal dan dental sefalometri didapatkan 6 bentuk profil wajah dan berdasarkan besar sudut kecembungan wajah (ANB) didapatkan bentuk wajah terbanyak adalah cembung. Pada analisis jaringan lunak sefalometri menunjukkan ada perbedaan bermakna antara laki-laki dan perempuan pada 4 titik pengukuran. Kesimpulan bahwa ada perbedaan ukuran dan bentuk wajah antara profil wajah laki-laki dan perempuan Indonesia pada beberapa titik pengukuran. Profil wajah Indonesia lebih cembung dibandingkan ras Kaukasia. Implikasi pernyataan ini pada aplikasi klinis tindakan rekonstruksi wajah adalah tidak dapat diterapkan parameter yang sama antara profil wajah laki-laki dan perempuan serta antara profil wajah Indonesia dan Kaukasia.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjectAntropometri, sefalometri lateral, Profil wajah, wajah Indonesiaen_US
dc.titleStudi antropometri dan sefalometri profil wajah Indonesia dan implikasinya dalam rekontruksi maksilofasialen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record