dc.description.abstract | Saat ini di Indonesia berkembang produk asbuton baru, yaitu BGA (Buton
Granular Asphalt). Asbuton di Indonesia mencapai ± 650 juta ton, namun belum
dioptimalkan dengan baik. Untuk mengurangi penggunaan aspal impor, pemerintah
melakukan strategi dengan menggunakan aspal buton pada pembangunan jalan
nasional. Kualitas BGA sudah di implementasikan dan di uji pada campuran aspal
panas, campuran aspal hangat, dan campuran aspal dingin. Hasilnya menunjukkan
bahwa penggunaan BGA pada campuran panas memiliki kualitas yang lebih rendah
dari campuran aspal minyak pen 60/70 dan cocok untuk jalan dengan lalu lintas
rendah. Sedangkan pada campuran aspal dingin, BGA memiliki kualitas yang sama
dengan aspal emulsi campuran dingin dan cocok untuk jalan lalu lintas rendah.
Untuk mengembangkan pemanfaatan BGA, banyak dilakukan penelitian guna
menghasilkan suatu campuran yang baik menggunakan BGA. Hasil dari beberapa
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan BGA dapat meningkatkan stabilitas suatu
campuran serta dapat mempengaruhi karakteristik Marshall campuran aspal beton.
Dengan adanya penjelasan tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
penggunaan BGA. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui karakteristik
Marshall penggunaan BGA tipe 15/20 sebagai bahan campuran agregat halus pada
campuran AC-BC sehingga dihasilkan campuran yang baik. Variasi BGA yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% dengan
penambahan aspal kadar 4,5%, 5%, 5,5%, 6%, 6,5% dan 7%. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pengujian Marshall. Untuk melihat karakteristik hasil
pengujian Marshall digunakan metode deskriptif dan pembobotan. Hasil penelitian
ix
menunjukkan bahwa penggunaan BGA sebagai bahan campuran agregat halus
mampu meningkatkan nilai stabilitas, namun menurunkan nilai flow pada campuran
AC-BC. Komposisi terbaik diperoleh pada penggunaan BGA 40% dengan kadar
aspal 5,5% dan 6%. | en_US |