Show simple item record

dc.contributor.authorARFIAN PRATISTA YUDHA
dc.date.accessioned2014-03-25T03:33:50Z
dc.date.available2014-03-25T03:33:50Z
dc.date.issued2014-03-25
dc.identifier.nimNIM090910302088
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/56276
dc.description.abstractPenelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Ngaglik Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 7 orang yang semuanya telah menggunakan metode vasektomi dalam program keluarga berencana. Pengumpulan data dilakukan selama kurang lebih 2 bulan. Teknik penentuan informan dengan menggunakan purposive sampling dengan pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji validitas data dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi metode, yaitu dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber data yang sama dengan teknik yang berbeda. Ini dimaksudkan bahwa data dan informasi yang didapat oleh peneliti dilakukan pengecekan melalui data yang diperoleh dari wawancara, kemudian dicek dengan observasi atau dokumentasi, dengan ini data yang di dapat oleh peneliti benar-benar valid. Selanjutnya proses analisis data yang digunakan adalah model analisis data interaktif, analisis data ini menggunakan tiga jenis kegiatan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dalam program keluarga berencana untuk mencapai tujuan yaitu terciptanya norma keluarga kecil bahagia sejahtera maka disosialisasikan mengenai alat kontrasepsi. Banyak pilihan alat kontrasepsi yang ditawarkan, ada alat kontrasepsi untuk perempuan dan ada alat kontrasepsi untuk laki-laki. Hingga pada akhirnya dengan viii mengindahkan nilai dan norma, serta situasi kondisi yang ada maka dipilihlah metode vasektomi untuk mencapai goal tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan suami memilih metode vasektomi dalam program keluarga berencana tidak berasal dari kemauannya sendiri. Melainkan banyak dorongan diluar individu yang pada akhirnya memotivasi suami untuk memilih metode vasektomi. Yaitu: 1) tingginya biaya hidup keluarga; 2) keluhan istri; 3) adanya dukungan dari istri; 4) perubahan nilai di masyarakat dari “banyak anak banyak rejeki” menjadi “banyak anak merepotkan”; dan 5) penerimaan informasi dari narasumber tentang vasektomi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries090910302088;
dc.subjectVasektomi, Keluarga Berencanaen_US
dc.titleMOTIVASI EKSTERNAL SUAMI MEMILIH METODE VASEKTOMI DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record