Show simple item record

dc.contributor.authorWeka Sidha Bhagawan
dc.date.accessioned2013-12-06T03:01:26Z
dc.date.available2013-12-06T03:01:26Z
dc.date.issued2013-12-06
dc.identifier.nimNIM062210101047
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5536
dc.description.abstractEtnofarmasi adalah sebuah ilmu interdisiplin yang mempelajari tentang bahan-bahan obat, cara penggunaan bahan-bahan obat tersebut sebagai penciri budaya dalam suatu kelompok masyarakat. Studi ini meliputi studi tentang: identifikasi, klasifikasi dan kategorisasi pengetahuan bahan alam yang dimanfaatkan sebagai obat (etnobiologi), preparasi sediaan obat (etnofarmasetika), efek yang diklaim berasal dari sediaan obat tersebut (etnofarmakologi) dan aspek sosial pengobatan yang berpengaruh pada penggunaan sediaan obat tersebut (etnomedisin). Salah satu dari sekian banyak suku bangsa di Indonesia yang penduduknya masih memegang teguh ajaran dari para leluhurnya adalah Suku Tengger. Wilayah Suku Tengger yang terdapat di Kabupaten Lumajang merupakan suatu wilayah minoritas yang ditempati sebagian dari komunitas Suku Tengger. Wilayah tersebut berada di Kecamatan Senduro yang hanya terdiri dari dua desa yaitu Desa Argosari dan Desa Ranupani. Selain itu, secara geografis Suku Tengger pada Kabupaten Lumajang terletak jauh dari pusat ritual kebudayaan masyarakat Suku Tengger, yang umumnya berada di sekitar kawah gunung Bromo. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian etnofarmasi di Suku Tengger Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang, agar kelestarian pengetahuan maupun penggunaan obat tradisional tetap terjaga dan dapat digunakan sebagai referensi dasar untuk pengembangan obat baru. Pada penelitian ini Terinventarisasi 26 jenis penyakit dalam 8 kategori penyakit yang diobati dengan menggunakan obat tradisional pada Suku Tengger kecamatan Senduro kabupaten Lumajang. Didapatkan juga 54 spesies tumbuhan, 2 spesies hewan, dan 3 bahan mineral yang digunakan sebagai obat tradisional pada Suku Tengger Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang. Berdasarkan hasil penelitian, terinventarisasi 82 resep tradisional yang dimanfaatkan untuk pengobatan pada Suku Tengger Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang. Bahan-bahan obat yang terdapat pada Suku Tengger Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang penggunaannya dapat dipakai secara tunggal maupun dibuat ramuan untuk mengobati suatu penyakit tertentu. Cara penggunaan bahan-bahan obat tersebut cenderung digunakan secara peroral daripada digunakan secara topikal. Berdasarkan metode Informant Concencus Factor dan Use Value, terdapat 12 spesies tumbuhan untuk mengobati 6 jenis penyakit yang berpotensi untuk dilakukan uji bioaktivitas lebih mendalam dari Suku Tengger Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang. Spesies tumbuhan yang digunakan untuk mengbati jenis penyakit tersebut antara lain; Adas (Foeniculum vulgare Mill.) untuk pengobatan batuk dan demam, Sempretan (Bidens pilosa L.) untuk pengobatan afrodisiak dan luka gores, Bawang Putih (Allium sativum L.) untuk pengobatan batuk dan nyeri otot, Jambu Wer (Elaeocarpus longifolius Blume) untuk pengobatan diare, Dringu (Acorus calamus L.) untuk pengobatan demam, Ampet (Cratoxylon formosum Dyer.) untuk pengobatan diare, Tepung Otot (Borreria laevis Griseb.) untuk pengobatan nyeri otot dan luka gores, Permenan (Belum Teridentifikasi) untuk pengobatan batuk, Pulosari (Alyxia reinwardtii Blume) untuk pengobatan demam dan diare, Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molkenb.) untuk pengobatan afrodisiak dan luka gores, Pronojiwo (Euchresta horsfieldii Benn.) untuk pengobatan afrodisiak, dan Sri Pandak (Plantago major L.) untuk pengobatan luka gores.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries062210101047;
dc.subjectETNOFARMASI SUKU TENGGERen_US
dc.titleETNOFARMASI SUKU TENGGER KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANGen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record