Show simple item record

dc.contributor.authorRizki Putra Teguh Pamungkas
dc.date.accessioned2013-12-06T02:51:43Z
dc.date.available2013-12-06T02:51:43Z
dc.date.issued2013-12-06
dc.identifier.nimNIM062210101019
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5516
dc.description.abstractBangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Hampir setiap orang Indonesia pernah menggunakan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit dan diakui serta dirasakan manfaat tumbuhan obat ini dalam menyembuhkan penyakit yang diderita. Di seluruh wilayah Nusantara, berbagai suku asli yang hidup di dalam sekitar hutan telah memanfaatkan berbagai spesies tumbuhan untuk memelihara kesehatan dan pengobatan berbagai macam penyakit. Namun proses pewarisan pengetahuan lokal obat tradisional banyak dilakukan secara oral dan masuknya budaya modern ke masyarakat tradisional dikhawatirkan akan menyebabkan pengetahuan lokal akan mengalami erosi dan hilang. Hal ini mendorong upaya pelestarian pengetahuan lokal obat tradisional sedini mungkin. Salah satunya dengan menggunakan pendekatan etnofarmasi. Suku Tengger merupakan suatu kelompok masyarakat yang dikenal masih teguh melaksanakan adat-istiadat tengger dan tinggal di wilayah 4 kabupaten yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. Seperti pada kebanyakan suku-suku yang ada di Indonesia, pengetahuan lokal terutama obat tradisional belum terdokumentasi dengan baik dan masuknya budaya modern dikhawatirkan akan menyebabkan pengetahuan lokal akan mengalami erosi dan hilang. Untuk itu perlu dilakukan tindakan untuk melestarikan pengetahuan obat tradisional terutama pada Suku Tengger Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang yang merupakan satu-satunya Desa Tengger di Kabupaten Malang melalui penelitian dengan pendekatan etnofarmasi. Hasil dari penelitian etnofarmasi pada Suku Tengger Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang terinventarisasi 28 kategori penyakit yang diobati menggunakan 44 tanaman, 3 bahan yang berasal dari hewan dan 3 bahan mineral dalam 77 resep tradisional yang berasal dari 21 informan. Dalam penelitian ini dilakukan analisis untuk mengetahui jenis tumbuhan, hewan, dan mineral dalam mengobati kategori penyakit yang penting untuk dilaksanakan penelitian selanjutnya dengan cara menentukan nilai Use Value dan nilai Informant Concensus Factor. Dari Nilai UV dan ICF ini digabungkan dan didapatkan tumbuhan terpilih yang berpotensi diteliti lebih lanjut yaitu, Adas (Foeniculum vulgare Miller) untuk pengobatan Batuk, Sempretan (Bidens pilosa L.) untuk pengobatan Luka Gores, Sempretan (Bidens pilosa L.) untuk pengobatan Nyeri Otot, Sempretan (Bidens pilosa L.) untuk Lemah Syahwat, Ciplukan (Physalis angulata L.) untuk pengobatan Luka Gores, Sri Pandak (Plantago major L.) untuk pengobatan Luka Gores, Pulosari (Alyxia reinwardtii Bl.) untuk pengobatan Luka Gores, Tepung Otot (Borreria laevis Griseb.) untuk pengobatan Nyeri Otot, Jambu Wer (Elaeocarpus longifolius Blume) untuk pengobatan Diare, Pisang Raja (Musa sapientum L.) untuk pengobatan Diare, Jahe Wono (Pimpinella pruatjan Molkenb.) untuk Lemah Syahwat, Dringu (Acorus calamus L.) untuk pengobatan Demam.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries062210101019;
dc.subjectETNOFARMASI SUKU TENGGERen_US
dc.titleETNOFARMASI SUKU TENGGER KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANGen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record