Show simple item record

dc.contributor.authorMUHAMAD ULFI
dc.date.accessioned2013-12-06T02:29:27Z
dc.date.available2013-12-06T02:29:27Z
dc.date.issued2013-12-06
dc.identifier.nimNIM032210101093
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5476
dc.description.abstractPembangunan kesehatan merupakan hal yang selalu didambakan oleh setiap orang. Sebagai salah satu usaha untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Salah satu masalah kesehatan yang memerlukan penanganan serius adalah pemberantasan penyakit menular yaitu penyakit Tuberculosis paru. Penyakit ini merupakan penyakit menahun yang menyebabkan kesengsaraan bagi umat manusia, mudah menular dan berakhir dengan kematian. Penyakit tuberkulosis paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Penyakit TB-paru banyak menyerang kelompok usia kerja produktif, kebanyakan dari kelompok sosial ekonomi rendah dan berpendidikan rendah. Sejak tahun 2000 strategi DOTS (Directly Observed Treatment, Shorcourse chemotherapy) dilaksanakan secara Nasional di seluruh UPK (Unit Pelayanan Kesehatan) terutama Puskesmas yang di integrasikan dalam pelayanan kesehatan dasar. Diharapkan dengan srategi DOTS dapat memberikan kesembuhan 85%. Namun pelaksanaan dilapangan keberhasilan pengobatan dengan strategi DOTS ini mengalami beberapa hambatan. Salah satu penyebab utama ketidak berhasilan pengobatan adalah karena ketidak patuhan pasien mengkonsumsi obat. Penelitian ini merupakan penelitian analitik karena mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Berdasarkan waktu penelitian ini termasuk penelitian cross sectional. Pada penelitian ini pengambilan sampel menggunakan sistem total sample. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita TB-paru yang terdaftar dan menyelesaikan pengobatan di Rumah Sakit dr. Soebandi Jember sebanyak 30 responden. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan faktor-faktor (Umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan pasien, lama pengobatan, efek samping obat, jarak rumah dengan pusat playanan kesehatan, ada tidaknya PMO) dengan Kepatuhan dalam pengobatan TB-Paru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan dalam pengobatan TB-Paru adalah umur (p = 0,08), jenis kelamin (p = 0,02), tingkat pendidikan (p = 0,000), lama pengobatan (p = 0,009), efek OAT (p = 0,000), jarak tempat tinggal pasien dengan pusat pengobatan (p = 0,004), ada atau tidaknya PMO (Pengawasan Minum Obat) (p = 0,028). Dan yang tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan barobat pasien adalah pekerjaan (p = 0,361). Berdasarkan hasil penelitian, maka petugas kesehatan di Rumah Sakit dr. Soebandi perlu melakukan penyuluhan kesehatan secara intensif dan berkesinambungan kepada pasien penderita TB-paru dan PMO agar tercapai keberhasilan pengobatan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries032210101093;
dc.subjectKEPATUHAN PASIEN PENGOBATAN TB-PARUen_US
dc.titleFAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPATUHAN PASIEN PENGOBATAN TB-PARU DI RUMAH SAKIT dr. SOEBANDI JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record