dc.description.abstract | Kurang optimalnya pembelajaran IPS di SD disebabkan oleh beberapa hal,
salah satunya adalah penggunaan metode yang kurang tepat dalam menumbuhkan
aktivitas belajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru kelas IV SDN 2 Tegalarum Sempu Banyuwangi, didapatkan
informasi bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan guru masih bersifat
konvensional dan monoton, hal ini akan berdampak pada rendahnya aktivitas dan
hasil belajar siswa. Dalam tes pra siklus pada mata pelajaran IPS, ditemukan bahwa
siswa yang tuntas dalam belajar ada 10 siswa atau 35,71%, sedangkan siswa yang
belum tuntas dalam belajar ada 18 siswa atau 64,29%. Hal tersebut menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Tegalarum Sempu Banyuwangi dalam
mata pelajaran IPS masih rendah, karena belum memenuhi KKM yang disepakati.
Salah satu upaya untuk mengatasinya adalah dengan cara memilih metode
pembelajaran yang tepat. Metode Two Stay Two Stray merupakan salah satu metode
pembelajaran yang bersifat Student Centre (berpusat pada siswa). Model
Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray adalah suatu pembelajaran yang
melibatkan kelompok-kelompok, dalam kelompoknya menggunakan pola dua tinggal
dua tamu. Penerapan Teknik Two Stay Two Stray dibagi menjadi beberapa kelompok
dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4 anggota siswa yang heterogen.
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti menentukan rumusan masalah.
Bagaimanakah peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS
dengan menggunakan model cooperative learning teknik two stay two stray (TSTS)
pokok bahasan Jenis-Jenis Sumber Daya Alam di kelas IV SDN 2 Tegalarum?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPS pokok bahasan Jenis-Jenis Sumber Daya Alam melalui
penerapan model cooperative learning teknik two stay two stray (TSTS) di kelas IV
SDN 2 Tegalarum.
Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Tegalarum Sempu Banyuwangi Tahun
Pelajaran 2012/2013. Penentuan subyek penelitian menggunakan metode populasi,
yaitu di kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa. Jenis penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tahap penelitian tindakan yang meliputi
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Untuk memperoleh data dalam
penelitian ini digunakan metode observasi, dokumentasi, wawancara, dan tes.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada siklus I secara keseluruhan didapat persentase
aktivitas siswa sebesar 69,35%, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan
sebesar 11,60% yaitu dari 69,35% menjadi 80,95%, dalam hal ini aktivitas siswa
tergolong aktif. Hasil analisis ketuntasan belajar siswa yang diperoleh dari tes akhir
pada siklus I secara klasikal menunjukkan bahwa dari 28 siswa yang tuntas sebanyak
16 siswa dan tidak tuntas 12 siswa dengan prosentase sebesar 57,14%. Sedangkan
siklus II mengalami peningkatan secara klasikal dengan prosentase sebesar 25% yaitu
dari 57,14% menjadi 82,14% sesuai dengan kriteria ketuntasan, persentase tersebut
dapat dikatakan sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Dengan demikian
penelitian tindakan kelas ini dinyatakan selesai.
Kesimpulan penelitian ini adalah model Cooperative Learning dengan teknik
Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
kelas IV SDN 2 Tegalarum Sempu Banyuwangi. Saran yang diberikan peneliti adalah
untuk melaksanakan strategi pembelajaran yang bersifat Student Centre maka guru
dapat memilih Metode Two Stay Two Stray dalam proses belajar mengajar agar hasil
belajar yang diperoleh dapat lebih optimal. | en_US |