Show simple item record

dc.contributor.authorOky Dwi Nur Setiawan
dc.date.accessioned2013-12-06T02:03:33Z
dc.date.available2013-12-06T02:03:33Z
dc.date.issued2013-12-06
dc.identifier.nimNIM081910301030
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5408
dc.description.abstractAspal Retona Blend 55 (RB 55) merupakan gabungan hasil ekstraksi aspal keras penetrasi 60 atau 80 dengan aspal Buton yang telah diproses secara fabrikasi, serta memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan aspal penetrasi pertamina. Aspal RB 55 diutamakan untuk melapisi ruas jalan dengan temperatur perkerasan beraspal yang tinggi, serta melayani lalu – lintas berat dan padat yaitu untuk beban lalu – lintas rencana > 10.000.000 ESA atau LHR > 2000 kendaraan per hari dengan jumlah kendaraan truk lebih dari 15%. (DPU Bina Marga, 2008). Penggunaan aspal RB 55 saat ini telah dilakukan pada campuran Asphalt Concrete – Wearing Course (AC –WC). Penelitian lebih lanjut penggunaan aspal RB 55 pada campuran panas AC – WC perlu dilakukan terutama untuk mengetahui secara teknis komposisi yang optimum penggunaan kadar aspal RB 55 terhadap sifat karakteristik Marshall serta secara ekonomi mengetahui keuntungan atau kerugian penggunaan aspal ini. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja campuran perkerasan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan jalan raya di Indonesia Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap pengujian empiris di laboratorium. Pengujian pertama adalah uji pendahuluan dengan melakukan pemeriksaan agregat dan bitumen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa agregat dan bitumen yang digunakan telah memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Selanjutnya dilakukan analisa untuk mendapatkan kadar aspal optimum ix campuran AC – WC menggunakan aspal penetrasi 60/70. Hasil analisa diperoleh kadar aspal teoritis sebesar 4,5% ; 5% ; 5,5% ; 6% ; 6,5%. Berdasarkan hasil analisa pengujian Marshall Test, didapat kadar aspal optimum dari aspal penetrasi 60/70 sebesar 6,5%. Pengujian kedua dilakukan dengan menggunakan aspal RB 55 dalam campuaran AC – WC. Variasi penggunaan aspal RB 55 adalah sebesar 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100% terhadap berat aspal(berdasarkan kadar aspal optimum yang diperoleh dari aspal penetrasi 60/70 yaitu 6,5%). Untuk mengetahui karakteristik marshall penggunaan aspal RB 55, setiap variasi benda uji dilakukan pengujian Marshall Test. Berdasarkan hasil pengujian Marshall Test dilakukan analisa data menggunakan metode deskriptif dan pembobotan. Hasil analisa menunjukkan bahwa komposisi optimum penggunaan aspal RB 55 diperoleh pada variasi campuran 50% aspal RB 55 dan 50% aspal penetrasi 60/70. Secara teknis pada campuran variasi ini memiliki keunggulan yaitu dapat meningkatkan nilai stabilitas Marshall dan lebih menstabilkan nilai kelehan campuran. Nilai density dan nilai VMA memiliki kecenderungan nilai yang relatif sama. Namun pada nilai VFA dan VIM tidak jauh lebih baik dibandingkan dengan campuran yang hanya menggunakan aspal penetrasi 60/70. Ditinjau secara ekonomi biaya yang dibutuhkan untuk campuran aspal penetrasi 60/70 adalah sebesar Rp.796.400/ton atau Rp. 531.198.800/kilometer (asumsi tebal 4 cm dan lebar jalan 7 m), sedangkan untuk campuran variasi 50% aspal RB 55 diperoleh biaya yang dibutuhkan sebesar Rp.812.700/ton atau Rp.542.070.900/kilometer (asumsi tebal 4 cm dan lebar jalan 7 m).en_US
dc.relation.ispartofseries081910301030;
dc.subjectAspal Retona Blend 55 pada Campuran Asphalt Concrete–Wearing Course (AC – WC)en_US
dc.titleTINJAUAN TEKNIS DAN EKONOMI PENGGUNAAN ASPAL RETONA BLEND 55 PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE – WEARING COURSE (AC – WC)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record