dc.description.abstract | Pendidikan merupakan sarana untuk membekali para peserta didik agar
dapat hidup mandiri di masyarakat, tanggap terhadap permasalahan memiliki
keterampilan untuk menyelesaikan masalah. Dalam hal ini pendidikan IPS sangat
layak untuk menerima tanggung jawab ini. Untuk meningkatkan keefektifan
pembelajaran IPS, guru hendaknya memiliki kompetensi untuk memilih model
pembelajaran yang tepat. Aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN
Banjarsengon 01 pada pelajaran IPS masih sangat rendah. Kesulitan yang dialami
siswa dalam memahami materi IPS disebabkan oleh siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran. Guru juga tidak menerapkan pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan serta jarang menggunakan media, pembelajaran hanya berpusat pada
guru sehingga aktivitas siswa cenderung pasif. Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimanakah peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V selama
proses pembelajaran kooperatif dengan media teka-teki silang (TTS) pokok bahasan
perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia di SDN Banjarsengon 01?
Untuk mengatasi hal tersebut peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif
dengan menggunakan media TTS yang terdiri dari tahap penjelasan materi, belajar
kelompok, penilaian, dan pengakuan tim. Tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V melalui penerapan
pembelajaran kooperatif dengan media TTS pokok bahasan perjuangan
mempersiapkan kemerdekaan di SDN Banjarsengon 01 tahun ajaran 2011/2012.
Penelitian ini dilaksanakan dengan subyek penelitian sebanyak 44 siswa di
SDN Banjarsengon 01 Jember. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. Jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas dengan pelaksanaan 2
siklus. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan
tes.
Data yang dikumpulkan berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa dan tes
akhir siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus I siswa dengan
kriteria aktivitas sangat aktif sebesar 85%, sedangkan sisanya sebesar 15% siswa
kurang aktif. Pada siklus II aktivitas siswa meningkat, jumlah siswa dengan kriteria
sangat aktif menjadi 90%, dan siswa dengan kriteria kurang aktif berkurang menjadi
10%. Pada analisis hasil tes akhir, siklus 1 ketuntasan belajar siswa hanya mencapai
72% dan kemudian meningkat menjadi 95% pada siklus II.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar
siswa setelah penerapan pembelajaran kooperatif dengan media teka-teki silang
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada data masing-masing siklus,
dimana terdapat peningkatan pada aktivitas siswa dan hasil belajar siswa kelas V
SDN Banjarsengon 01 Jember.
Disarankan bagi guru yang menerapkan pembelajaran kooperatif dengan
Media TTS, harus benar-benar menguasai konsep pembelajaran. Karena jika salah
konsep atau tidak kontekstual maka tujuan pembelajaran tidak tercapai secara
maksimal. Guru juga harus benar-benar selektif dalam memilih materi pelajaran yang
akan menggunakan penerapan pembelajaran kooperatif dengan media TTS karena
pembelajaran ini membutuhkan waktu yang relatif lama dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional. | en_US |