dc.description.abstract | Tulangan pada beton berfungsi untuk mengatasi kelemahan beton terhadap
tarik. Oleh karena itu, perlu diketahui berapa besar kapasitas kekuatan pelat beton
apabila menggunakan tulangan bambu. Metode yang bisa digunakan untuk
mengetahui kapasitas kekuatan pelat adalah teori garis leleh. Tujuan penelitian untuk
mengetahui berapa besar beban runtuh pada pelat beton bertulang bambu yang
dianyam dan tidak dianyam dari analisa teori garis leleh dan pengujian.
Penelitian dilaksanakan dengan membuat benda uji pelat beton bertulang
bambu. Dimensi pelat yaitu 750 x 750 x 50 mm. Bambu yang digunakan untuk
tulangan adalah bambu ori dengan ukuran penampang 3 x10 mm. Bambu yang
digunakan untuk tulangan adalah bambu ori dengan ukuran penampang 3 x10 mm
dengan jarak antar tulangan dianyam dan tidak dianyam mas ing-masing pelat sebesar
6 cm, 9 cm, dan 12 cm. Pelat beton bertulang bambu yang dianyam dan tidak
dianyam diuji tekan dengan beban terpusat, kemudian hasil pengujian dibandingkan
dengan analisa metode garis leleh dengan dua pola garis leleh.
Beban runtuh pelat bertulang bambu yang dianyam didapat dari hasil
pengujian rata-rata lebih besar 21,4114 % dari analisa garis leleh pertama dan ratarata
lebih
kecil
4,6920
%
dari
analisa garis leleh kedua. Beban runtuh pelat bertulang
bambu yang tidak dianyam didapat dari hasil pengujian rata-rata lebih besar 11,5246
% dari analisa garis leleh pertama dan rata-rata lebih kecil 12,4532 % dari analisa
garis leleh kedua. Hasil pengujian pelat bertulang bambu yang dianyam mempunyai
beban runtuh lebih besar dari pada pelat bertulang bambu yang tidak dianyam. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa pelat perulang bambu yang dianyam dengan ρ =
0,010541, ρ = 0,007297, dan ρ = 0,005676 membentuk pola garis leleh yang sesuai
dengan pola garis leleh kedua. Sedangkan pada pelat bertul ang bambu yang tidak
dianyam dengan ρ = 0,010130, ρ = 0,007013, dan ρ = 0,005455 membentuk pola
garis leleh pertama atau pola kipas melingkar. | en_US |