Show simple item record

dc.contributor.authorBAMBANG MURTYANTO
dc.date.accessioned2013-12-05T05:32:24Z
dc.date.available2013-12-05T05:32:24Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.nimNIM100210274044
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4783
dc.description.abstractHasil belajar pada observasi awal menunjukkan bahwa kondisi pembelajaran PKN sampai saat ini masih belum optimal. Mata pelajaran PKN dianggap sebagai salah satu mata pembelajaran yang kurang begitu penting dibanding mata pembelajaran lainnya misalnya mata pembelajaran IPA. Hal ini yang menjadikan penghambat siswa untuk berminat terhadap mata pelajaran PKN dan mengakibatkan sulitnya kemampuan siswa dalam memahami soal dan materi yang diberikan oleh guru. Factor selanjutnya adalah metode pembelajaran yang diberikan oleh guru bersifat monoton, guru cenderung memberikan materi dengan cara berceramah tanpa adanya variasi model pembelajaran yang digunakan. Hal in dapat diketahui dari hasil belajar siswa pada observasi awal dengan hasil belajar siswa klasikal sebesar 53,84 %. Kecenderungan proses belajar mengajar di sekolah yang menggunakan metode ceramah tanpa adanya variasi model pembelajaran mengakibatkan siswa menjadi pasif, sehingga menyebabkan pembelajaran menjadi membosankan dan menjadikan siswa malas belajar, ramai, berbicara dengan temannya bahkan ada yang tertidur sehinga menjadikan kegiatan pembelajaran tidak menarik untuk diikuti. Salah satu model pembelajaran yang dapat di jadikan alternatif untuk mendorong semangat belajar siswa agar tidak bosan dan memperhitungkan karakteristik siswa sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur dan menggunakan model Numbered Head Together (NHT) sebagai salah satu model dalam pembelajaran kooperatif. NHT dalam implementasinya guru memberi tugas, siswa berdiskusi untuk menyelesaikan tugasnya, kemudian guru menunjuk satu nomor siswa dan hanya siswa bernomor yang berhak menjawabnya, tujuannya untuk mencegah dominasi siswa tertentu. Peneliti memilih NHT sebagai model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian karena NHT ini memiliki keunggulan yaitu adanya sistem penomoran, adanya sistem penomoran ini memungkinkan setiap anggota dari kelompok berusaha untuk memahami jawaban atas pertanyaan yang diberikan serta memacu siswa untuk tidak sepenuhnya menggantungkan diri pada siswa lain yang lebih pintar dan siswa akan mengembangkan kemampuannya untuk memahami materi yang diajarkan, sehingga setiap siswa aktif dalam pembelajaran dan diharapkan hasil belajar siswa menjadi meningkat. Media gambar ini digunakan untuk membantu siswa lebih memahami materi yang sifatnya abstrak menjadi konkret sehingga siswa lebih termotivasi dan berkonsentrasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Karangbendo Kecamatan Kabupaten Banyuwangi. Subjek penelitiannya adalah semua siswa kelas III semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 sebanyak 26 siswa, dengan 4 siswa berkemampuan akademik tinggi, 17 siswa berkemampuan akademik sedang dan 5 siswa berkemampuan akademik rendah. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. Peneliltian dilaksanakan dalam dua siklus , pada siklus I dilakukan penelitian dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together (NHT). Hal-hal yang dilakukan pada siklus I dan II adalah (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi. Setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa secara klasikal meningkat, sebelum dilakukan tindakan hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 60%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal meningkat menjadi 76% dan pada siklus II tingkat ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 75% dengan kualifikasi hasil belajar sangat tinggi memperoleh persentase sebesar 18,75% serta peningkatan aktivitas siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus I pertemuan I sebesar 58,17 %, pertemuan 2 sebesar 61,05%. Sedangkan pada siklus II pertemuan I sebesar 65,62 % serta pertemuan 2 meningkat menjadi 69,46 % dengan kualifikasi aktivitas tinggi memperoleh persentase sebesar 11,29 %.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries100210274044;
dc.subjectAktivitas dan Hasil Belajar Siswa, Tema Pendidikan, Pembelajaran Kooperatif Model, Numbered Head Togetheren_US
dc.titlePENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER KELAS III SEMESTER II SDN 2 KARANGBENDO KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2011/2012en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record