dc.description.abstract | Klinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember tiap
tahunnya kurang lebih menerima pasien sejumlah 200 orang. Pasien tersebut, ratarata
berumur 8 sampai 10 tahun. Dari sejumlah pasien yang diberi perawatan
ortodonsi tersebut, ada yang dilakukan ekstraksi dan ada pula yang tidak,
tergantung dari kondisi gigi masing-masing pasien. Dari perawatan ortodonsi
yang dilakukan, ternyata timbul suatu permasalahan baru. Sebagian besar dari
pasien ortodonsi tersebut mengalami perubahan relasi akibat bergeraknya gigi
posterior ke arah mesial. Pergerakan dari gigi posterior ke arah mesial inilah yang
disebut kehilangan penjangkaran. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
kehilangan penjangkaran pada pasien ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Jember ini, salah satunya adalah kurang optimalnya kekuatan
komponen penjangkaran untuk menahan kekuatan dari komponen aktif. Akibat
dari itu semua, pada saat tiba waktunya kontrol timbul suatu permasalahan yaitu
terjadi kehilangan penjangkaran. Seberapa besar kehilangan penjangkaran yang
terjadi di klinik ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember tiap
tahunnya masih belum diketahui karena sejauh ini masih belum ada penelitian
yang dilakukan. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian untuk menghitung
besarnya prevalensi kehilangan penjangkaran tersebut agar dapat dijadikan
sebagai acuan dan mengantisipasi terjadinya kehilangan penjangkaran lebih lanjut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya atau prevalensi
kehilangan penjangkaran perawatan ortodonsi lepasan pada pasien yang dirawat pada usia 8-10 tahun di klinik ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas
Jember tahun 2006-2008. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan adalah seluruh model studi,
model progress I, serta model progress II, pasien ortodonsia yang mulai dirawat
pada tahun 2006, 2007, 2008. Populasi tersebut adalah sebesar 228 buah. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling, yang kemudian
didapatkan jumlah sampel sebesar 103 buah model.
Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa 48,54 % dari sampel yang
diteliti mengalami peristiwa kehilangan penjangkaran. Peristiwa kehilangan
penjangkaran dapat disebabkan karena kurang optimalnya kekuatan komponen
penjangkaran untuk menahan kekuatan dari komponen aktif. Kekurang optimalan
tersebut bisa terjadi apabila pada alat lepasan yang digunakan terdapat banyak alat
aktif. Ditambah lagi apabila aktivasi dari alat-alat tersebut terlalu kuat sehingga
kekuatan yang diberikan untuk menggerakkan gigi terlalu besar. Hal ini semakin
membuat kehilangan penjangkaran mudah terjadi, sedangkan gigi yang akan
digerakkan justru pergerakannya terhambat. Adanya aktivasi alat yang terlalu
besar akan menyebabkan undermining resorption.
Kesimpulan yang bisa diambil adalah ternyata sebagian besar dari
perawatan ortodonsia lepasan di Klinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Jember mengakibatkan kehilangan penjangkaran, yaitu sebesar
48,54%. | en_US |