Show simple item record

dc.contributor.authorReni Febtiandini
dc.date.accessioned2013-12-05T03:37:18Z
dc.date.available2013-12-05T03:37:18Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.nimNIM071610101068
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4578
dc.description.abstractKlinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember tiap tahunnya kurang lebih menerima pasien sejumlah 200 orang. Pasien tersebut, ratarata berumur 8 sampai 10 tahun. Dari sejumlah pasien yang diberi perawatan ortodonsi tersebut, ada yang dilakukan ekstraksi dan ada pula yang tidak, tergantung dari kondisi gigi masing-masing pasien. Dari perawatan ortodonsi yang dilakukan, ternyata timbul suatu permasalahan baru. Sebagian besar dari pasien ortodonsi tersebut mengalami perubahan relasi akibat bergeraknya gigi posterior ke arah mesial. Pergerakan dari gigi posterior ke arah mesial inilah yang disebut kehilangan penjangkaran. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kehilangan penjangkaran pada pasien ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember ini, salah satunya adalah kurang optimalnya kekuatan komponen penjangkaran untuk menahan kekuatan dari komponen aktif. Akibat dari itu semua, pada saat tiba waktunya kontrol timbul suatu permasalahan yaitu terjadi kehilangan penjangkaran. Seberapa besar kehilangan penjangkaran yang terjadi di klinik ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember tiap tahunnya masih belum diketahui karena sejauh ini masih belum ada penelitian yang dilakukan. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian untuk menghitung besarnya prevalensi kehilangan penjangkaran tersebut agar dapat dijadikan sebagai acuan dan mengantisipasi terjadinya kehilangan penjangkaran lebih lanjut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya atau prevalensi kehilangan penjangkaran perawatan ortodonsi lepasan pada pasien yang dirawat pada usia 8-10 tahun di klinik ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember tahun 2006-2008. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan adalah seluruh model studi, model progress I, serta model progress II, pasien ortodonsia yang mulai dirawat pada tahun 2006, 2007, 2008. Populasi tersebut adalah sebesar 228 buah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling, yang kemudian didapatkan jumlah sampel sebesar 103 buah model. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa 48,54 % dari sampel yang diteliti mengalami peristiwa kehilangan penjangkaran. Peristiwa kehilangan penjangkaran dapat disebabkan karena kurang optimalnya kekuatan komponen penjangkaran untuk menahan kekuatan dari komponen aktif. Kekurang optimalan tersebut bisa terjadi apabila pada alat lepasan yang digunakan terdapat banyak alat aktif. Ditambah lagi apabila aktivasi dari alat-alat tersebut terlalu kuat sehingga kekuatan yang diberikan untuk menggerakkan gigi terlalu besar. Hal ini semakin membuat kehilangan penjangkaran mudah terjadi, sedangkan gigi yang akan digerakkan justru pergerakannya terhambat. Adanya aktivasi alat yang terlalu besar akan menyebabkan undermining resorption. Kesimpulan yang bisa diambil adalah ternyata sebagian besar dari perawatan ortodonsia lepasan di Klinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember mengakibatkan kehilangan penjangkaran, yaitu sebesar 48,54%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071610101068;
dc.subjectORTODONSI,ORTODONSIA.en_US
dc.titlePREVALENSI KEHILANGAN PENJANGKARAN PADA PEMAKAIAN ALAT ORTODONSI LEPASAN USIA 8-10 TAHUN DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER TAHUN 2006-2008en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record