dc.description.abstract | Kondisi masyarakat Islam di Jawa pada akhir abad 19 sangat memprihatinkan.
Kehidupan masyarakat Islam telah menyimpang dari tuntunan agama yang berdasar
pada Al-Qur’an dan Hadist. Mereka telah banyak berbuat bid’ah, khurafat dan syirik,
sehingga menyebabkan semakin jauh dari tuntunan agama yang sebenarnya. Dalam
situasi yang demikian lahirlah Muhammad darwis, yang kemudian dikenal dengan
nama Kyai Haji Akhmad Dahlan.
Berdasarkan pengalamannya ketika mengajar di sekolah-sekolah Belanda,
maka pada tanggal 1 Desember 1911 K.H. Ahmad Dahlan mendirikan sekolah yang
diberi nama Sekolah Muhammadiyah. Satu tahun kemudian yaitu pada tanggal 18
November 1912 berdiri organisasi Muhammadiyah yang berpusat di Yogyakarta.
Muhammadiyah memandang bahwa kemunduran umat Islam adalah tertinggalnya
ilmu pengetahuan umum dalam Islam. Ketinggalan itu dapat dikejar, jika cakrawala
berfikir dan berpandangan bagi umat Islam dapat berkembang lebih luas.
Penelitian ini bermaksud mengkaji (1) Bagaimana pelaksanaan kegiatan
pendidikan muhammadiyah di Indonesia sebelum kemerdekaan?, (2) Bagaimana
pelaksanaan pendidikan Muhammadiyah pada masa awal kemerdekaan. Penelitian ini
bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan pendidikan
Muhammadiyah di Indonesia sebelum kemerdekaan, (2) Mendeskripsikan
pelaksanaan kegiatan pendidikan Muhammadiyah di Indonesia pada awal
kemerdekaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah
yaitu 1) Heuristik; 2) Kritik; 3) Interpretasi; 4) Historiografi. Analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptis analitis dengan pendekatan
sosiologipendidikan.
Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa usaha-usaha
Muhammadiyah dalam melaksanakan kegiatan pendidikan mengalami pasang surut.
Hal ini tidak lepas dari kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah kolonial.
Walapun demikian perkembangan sekolah-sekolah yang didirikan Muhammadiyah
cukup mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah
kolonial Belanda.Berbeda dengan kolonial Belanda yang selalu memusuhi Islam,
Jepang justru merangkul Islam, bahkan melibatkan ulama Islam dalam
pemerintahannya, sehingga Jepang berusaha untuk mendapatkan dukungan Islam
untuk memenangkan Perang Asia Timur Raya. Pada masa awal kemerdekaan faktor
sosial-politik di tanah air menyebabkan beberapa hambatan atas kelancaran
pendidikan, bukan berarti bahwa proses pendidikan tidak berjalan sama sekali atau
tidak ada upaya untuk mengatasi hambatan tersebut. Tindakan pertama yang diambil
oleh pemerintah menyesuaikan pendidikan dengan aspirasi dan tuntutan rakyat,
sehingga lahirlah Undang-undang tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran
(UUPP) No.4 Tahun 1950. Inilah Undang-undang tentang Pendidikan Nasional yang
pertama, sekaligus menandakan keberhasilan pelaksanaan pendidikan pada masanya. | en_US |