dc.description.abstract | Fisika adalah cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sehingga hakikat fisika
dapat ditinjau dan dipahami melalui hakikat sains yaitu proses sains dan produk
sains. Maka pembelajaran fisika adalah suatu interaksi antara siswa dan guru atau
sumber belajar yang digunakan dalam situasi edukatif dalam mempelajari fenomena
dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis dan rasional yang melalui
serangkaian produk sains, proses sains, dan sikap ilmiah.
Dari data hasil observasi pra-siklus yang dilakukan pada tanggal 2 Mei 2013
di kelas VIII-A MTs N 1 Jember, diperoleh bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil observasi dimana hanya (60 %)
dari 25 siswa yang memperhatikan penjelasan guru, (20%) dari jumlah siswa yang
berantusias untuk bertanya, dan (16 %) dari jumlah siswa yang dapat menjawab
pertanyaan guru atau menyimpulkan hasil belajar. Sedangkan ketuntasan hasil
belajar siswa juga masih tergolong rendah, dari jumlah siswa hanya (40%) yang
tuntas dan sisanya belum tuntas.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran
melalui model pembelajaran interaktif berbasis konsep dengan tujuan agar para
pembelajar aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses baik secara mental
maupun secara fisik, sehingga tercipta pembelajaran interaktif yang edukatif dengan
ciri: (1) berfokus pada penanaman konsep (concept first); (2) menggunakan metode
demonstrasi; (3) kolaborasi dalam kelompok kecil; dan (4) mengutamakan diskusi
kelas. Kemudian dalam meningkatkan hasil belajar siswa juga perlu diperhatikan
dalam meningkatkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
vii
pengalaman belajarnya, kemampuan tersebut meliputi kemampuan siswa secara
verbal, matematis, gambar, dan grafik.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sehingga subyek penelitian
sudah ditetapkan di kelas VIII-A MTs N 1 Jember tahun ajaran 2012/2012 yang
dimulai tanggal 2 Mei 2013 sampai dengan 30 Mei 2013. Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Data yang
didapatkan adalah aktivitas guru dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dan hasil belajar pada siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 serta hasil
wawancara dengan guru bidang studi dan siswa.
Data tentang keaktifan siswa diperoleh dari hasil observasi dengan instrumen
observasi dan ketuntasan hasil belajar fisika siswa diperoleh dari hasil post test.
Keaktifan siswa pada prasiklus termasuk kategori tidak baik (32 %), pada siklus 1
sebesar 77,75% (termasuk dalam kriteria yang aktif), siklus 2 sebesar 81% (termasuk
dalam kriteria yang sangat aktif), dan pada siklus 3 sebesar 82,75 % (termasuk dalam
kriteria yang sangat aktif). Sedangkan untuk keterampilan proses sains siswa secara
klasikal pada siklus1 termasuk dalam kriteria cukup baik, pada siklus 2 termasuk
dalam kriteria baik, dan pada siklus3 termasuk dalam kriteria baik.
Data tentang peningkatan kemampuan Multirepresentasi fisika siswa yakni
diperoleh skor rata-rata untuk representasi verbal dengan nilai N-gain sebesar 0,62
(termasuk dalam kriteria sedang), representasi matematik dengan nilai N-gain
sebesar 0,57 (termasuk dalam kriteria sedang), representasi gambar dengan nilai Ngain
sebesar 0,66 (termasuk dalam kriteria sedang), dan representasi grafik juga
mengalami peningkatan dengan nilai N-gain sebesar 0,74 (termasuk dalam kriteria
tinggi). Adapun peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1 adalah (52
%) yang tuntas dari sebelumnya pada pra-siklus hanya 40 % yang tuntas dari 25
orang siswa. Pada siklus 2 dan 3 sebesar (80 %) yang tuntas dari 25 orang siswa.
Hasil analisis data hingga pada siklus 3 (pemantapan) ini secara garis besar telah
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran interaktif berbasis konsep dapat
meningkatkan kemampuan multirepresentasi dan ketuntasan hasil belajar siswa di kelas VIII-A di MTs N 1 Jember. | en_US |