dc.description.abstract | Bahasa dapat digunakan oleh masyarakat untuk menyatakan kritik sosial.
Kritik sosial dalam media massa salah satunya dapat disajikan dalam bentuk
karikatur, begitupun dalam surat kabar Kompas. Kritik dalam wacana karikatur
disampaikan dengan bahasa implisit dan gaya humoris, sehingga untuk benar-benar
memahami isi dan pesan karikatur, maka pembaca juga harus mengenali konteks
serta tanda dan lambang yang menyertai karikatur.
Wacana karikatur dipilih sebagai objek analisis dikarenakan: 1) wacana
karikatur mengangkat dan membahas realita sosial yang aktual di masyarakat,
2) isi pesan karikatur yang bermuatan kritik sosial berusaha menyatakan kebenaran
dan bersifat kritis terhadap kejadian di sekitarnya, dan 3) kritik sosial yang
terkandung dalam wacana karikatur belum pernah di kaji dalam penelitian
sebelumnya.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) bagaimanakah konteks yang
menyertai wacana karikatur pada surat kabar Kompas?, 2) bagaimanakah penggunaan
tanda dan lambang dalam gambar karikatur pada surat kabar Kompas?,
3) bagaimanakah wujud kritik sosial yang terdapat dalam wacana karikatur surat
kabar Kompas?
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh deskripsi tentang: 1) konteks-konteks
yang menyertai wacana karikatur surat kabar Kompas; 2) penggunaan tanda dan
lambang dalam gambar karikatur surat kabar Kompas; dan 3) wujud kritik sosial yang
muncul dalam wacana karikatur surat kabar Kompas.
Penelitian “Kritik Sosial dalam Karikatur pada Surat Kabar Kompas”
menggunakan dua piranti analisis yaitu Analisis Wacana Kritis (AWK) dan piktorial
semiotik. Rancangan dan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Sumber data penelitian adalah wacana karikatur surat kabar Kompas, rubrik Opini,
khusus hari Rabu dan Sabtu, edisi April 2009—Maret 2010, sedangkan datanya yaitu
wacana karikatur Oom Pasikom dan Senori. Metode penarikan sampel yang
digunakan adalah sampel teoritis. Metode pengumpulan data menggunakan teknik
dokumentasi. Metode analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Instrumen utama penelitian adalah peneliti sendiri, sedangkan
instrumen tambahan penelitian ini adalah tabel pemandu pengumpulan data dan tabel
analisis data. Prosedur penelitian meliputi 3 tahap: 1) tahap persiapan, 2) tahap
pelaksanaan, 3) tahap penyelesaian.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh hasil sebagai
berikut. a) Konteks yang menyertai wacana karikatur pada surat kabar Kompas ada
enam jenis, yaitu: konteks fisik, konteks epistemis, konteks linguistik, konteks
aksional, konteks sosial, dan konteks psikologis. b) Pengunaan tanda dan lambang
yang terdapat dalam wacana karikatur surat kabar Kompas terdiri atas ikon, simbol,
dan indeks. c) Wujud kritik sosial yang muncul dalam wacana karikatur surat kabar
Kompas ada enam kategori, yaitu: kritik politik, kritik hukum, kritik ekonomi, kritik
sosial kemasyarakatan, kritik pertahanan keamanan, dan kritik budaya.
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini, yaitu: 1) bagi pengajar bahasa
dan sastra Indonesia, hendaknya karikatur dimasukkan dalam kurikulum
pembelajaran sekolah serta dipakai sebagai alternatif materi pembelajaran membaca
kritis di sekolah kelas X menggunakan kompetensi dasar memahami informasi
tertulis dalam berbagai bentuk teks. Selain itu, karikatur juga bisa digunakan sebagai
materi pembelajaran kelas XII yaitu pembelajaran menulis kreatif iklan yang sifatnya
khusus, seperti iklan politik dan iklan layanan masyarakat, 2) bagi siswa, hendaknya
kemampuan membaca pemahaman kritis lebih ditingkatkan agar informasi atau pesan
yang tersirat dalam wacana dapat diterima dengan baik, 3) bagi mahasiswa Bahasa
dan Sastra Indonesia, hendaknya penelitian ini dapat dijadikan literatur mata kuliah
Wacana dan Membaca, 4) bagi peneliti berikutnya, dengan diperolehnya deskripsi
tentang konteks, penggunaan tanda dan lambang, serta wujud kritik sosial dalam
wacana karikatur, maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai wacana
karikatur dengan spesifikasi yang berbeda. | en_US |