dc.description.abstract | Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antar anggota
masyarakat tetapi juga berfungsi sebagai alat pengungkap perasaan atau emosi, serta
sebagai alat penggerak untuk menimbulkan emosi pada orang lain . Bahasa memiliki
kecenderungan emosional, tidak peduli dalam komunikasi ilmiah sekalipun. Bahasa
pada dasarnya merupakan cetusan emosional manusia. Kecenderungan emosional ini
tidak dapat dihilangkan, akan tetapi dapat dikurangi. Gaya bahasa dalam bahasa
media cetak memiliki bentuk yang bervariatif. Bermacam-macam bentuk gaya bahasa
digunakan penulis untuk mencurahkan gejolak emotifnya, hal ini penting untuk
menghindari kemonotonan dalam struktur dan pilihan kata. Setiap penulis memiliki
gaya yang berbeda untuk meluapkan perasaan dan gaya emotifnya, selama hal ini
masih sesuai dengan kode etik yang berlaku. Peneliti tertarik untuk mengkaji ragam
tuturan emotif bahasa Indonesia pada surat kabar Memorandum karena media
tersebut sering menggunakan gaya bahasa emotif, lugas, dan vulgar. Hal tersebut
berkaitan dengan sasaran pembacanya yang masuk pada segmentasi kelas menengah
ke bawah. Perlu diketahui bahwa harian Memorandum adalah suatu surat kabar yang
terbit secara harian dengan karakteristik koran berita kriminal.
Pembahasan yang dikaji terdiri atas dua masalah yaitu: 1) bagaimanakah
bentuk ragam emotif pada surat kabar Memorandum, 2) bagaimanakah cara
memunculkan kata-kata emotif pada surat kabar Memorandum. Adapun tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan bentuk ragam emotif
pada surat kabar Memorandum, 2) mendeskripsikan cara memunculkan kata-kata
emotif pada surat kabar Memorandum.
vii
Rancangan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Jenis penelitian
adalah deskriptif. Data penelitian diambil dari penggalan judul surat kabar
Memorandum edisi bulan juli 2010 yang di indikasikan mengandung ragam emotif.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi yaitu pencatatan. Metode
yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode
distribusional, yaitu metode yang digunakan untuk tujuan-tujuan analisis wacana
secara internal. Metode distribusional dijabarkan dengan teknik subsitusi. Teknik
subsitusi atau teknik ganti adalah teknik analsis kalimat atau rangkaian kalimat
dengan cara mengganti bagian atau unsur kalimat tertentu dengan unsur lain diluar
kalimat yang bersangkutan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk wujud ragam emotif
yang terdapat pada judul berita di harian Memorandum edisi bulan Juli 2010
meliputi ogah, pening, kelam, apes, gusar, nestapa, malu, kelam, curiga, disiksa,
asyik, ngamuk, gempar, syok, kepepet, malu, sukses, rela , lenyap. Bentuk tuturan
tersebut diklasifikasikan berdasarkan jenisnya yang meliputi: malas dan acuh,
terasing, kelelahan, malu, kesedihan, depresif, takut dan cemas, tertekan, menerima,
perdamaian dan kebahagiaan, marah dan dongkol, heran, keinginan, bebas,
menerima, kehilangan. Pada isi berita di harian Memorandum edisi bulan juli 2010 ,
dari 26 jenis ragam emotif ditemukan 12 jenis ragam tuturan emotif.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diberikan saran: 1) bagi guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
pengembangan materi keterampilan membaca dengan materi kosakata, 2) bagi
mahasiswa FKIP Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, hasil
penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan diskusi dalam mata kuliah
Sosiolinguistik, dan 3) bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian serupa,
hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan untuk mengadakan penelitian
yang sejenis dalam lingkup yang lebih luas. | en_US |