dc.description.abstract | “Ayam Kampus” merupakan kelompok berisiko tinggi untuk penularan IMS
karena perilaku seksual mereka. Gaya hidup seksual “ayam kampus” berisiko
tinggi karena sering berganti-ganti pasangan, melayani banyak pelanggan, dan
tidak memakai kondom saat melayani pelanggan. Risiko tertular penyakit seperti
Infeksi Menular Seksual (IMS) sangat besar terjadi pada “ayam kampus”.
Deskripsi karakteristik informan, semua informan berusia 20 hingga 25
tahun yang tergolong remaja. Semua informan berasal dari luar Kabupaten
Jember. Proses informan menjadi “ayam kampus” sebagian besar proses informan
menjadi “ayam kampus” berawal dari coba-coba dan ajakan teman ketika mereka
membutuhkan uang. Alasan menjadi “ayam kampus” sebagian besar informan
karena kebutuhan ekonomi, dan sebagian kecil menjadi “ayam kampus” sebagian
besar informan karena frustasi akibat putus dari pacar.
Sosialisasi semua “ayam kampus” dengan keluargan, teman dan pacar
berjalan dengan baik. Informan mengatakan bahwa keluarga, pacar dan teman
tidak mengetahui statusnya menjadi “ayam kampus”. Skrip seksual terdiri dari
skrip intrapsikis dan skrip interpersonal. Skrip intrapsikis dilihat dari pengalaman
seksual dan niat dan rancana tentang seks. Semua informan pernah melakukan
hubungan seks sebelum berprofesi menjadi “ayam kampus”. Semua informan
pernah melakukan hubungan seks di luar nikah dengan pacar yang juga menjadi
penyebab informan menjadi “ayam kampus”. Rata-rata informan menjadi “ayam
kampus” karena frustasi dan menganggap dia tidak perawan sehingga sulit ada
cowok yang meneriman apa adanya. Semua informan memiliki pengalaman
menjadi “ayam kampus” lebih dari satu tahun. Niat dan rencana tentang seks,
semua informan selalu melakukan hubungan seks dengan klien di hotel atau
tempat sesuai dengan keinginan klien kecuali di kost informan. Semua informan
mengatakan bahwa tidak ada suasana atau tempat khusus yang diinginkan untuk
melakukan hubungan seks. Untuk kriteria klien, sebagian besar informan lebih
mengutamakan untuk klien yang kaya. Semua informan sudah memiliki lebih dari
satu tahun sebagai “ayam kampus”, dimana rata-rata aktivitas seksual dalam satu
minggu kurang lebih tiga sampai empat klien. Ketika informan mendapatkan klien
yang berwajah tampan, kaya dan terlihat bersih, informan akan lebih bersemangat
dan senang saat melakukan hubungan seks.
Skrip interpersonal dinilai dari skrip seksual pacaran, gaya hidup seksual,
dan inisiasi dan negosiasi seks. Skrip seksual pacaran terdiri dari first seeing
dimana sebagian besar informan pertama kali informan bertemu dengan klien di
ruang tertutup atau close field. Yang kedua first meeting yang dilakukan yaitu
sebagian besar informan ketika pertama kali bertemu melakukan perkenalan
terlebih dahulu selanjutnya yaitu menyanyi atau mengobrol dengan klien. Yang
ketiga first dating kencan pertama dilakukan atas dasar keinginan dari keduanya..
Gaya hidup seksual sebagian besar “ayam kampus” tidak mempunyai teknik
khusus dalam melayani klien melakukan gaya seks sesuai dengan keinginan klien
dan melakukan oral seks. Semua informan lebih sering melayani klien yang short
time atau sekali main/ kencan daripada long time. harga tarif short time berkisar
300 ribu hingga 1,5 juta rupiah dan long time berkisar 700 ribu rupiah hingga 3,5
juta rupiah. Inisiasi dan negosiasi seks aman didapatkan hasil bahwa sebagian
besar responden tidak konsisten dalam pemakaian kondom. Alasan sebagian besar
informan yang jarang menggunakan kondom karena klien mereka tidak mau
menggunakan jika melakukan hubungan seksual memakai kondom.
Dampak gaya hidup seksual “ayam kampus” terhadap risiko penularan IMS
adalah “ayam kampus” memiliki peluang yang besar untuk tertular IMS.
Pemakaian kondom yang tidak konsisten, berganti-ganti pasangan, jumlah klien
yang dilayani setiap hari, dan gaya hidup seksual “ayam kampus” yang membuat
“ayam kampus” berisiko untuk terjadi penularan IMS. | en_US |