dc.description.abstract | Strategi pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan strategi mengajar yang
berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Strategi ini
menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri dan guru berperan sebagai
pembimbing belajar dan fasilitator. Pada kegiatan inkuiri, siswa bertindak sebagai
seorang ilmuwan (scientist), melakukan eksperimen, dan mampu membangun sendiri
konsepnya dengan bantuan objek nyata/ media pembelajarannya. Pada kegiatan
pembelajaran inkuiri, siswa menjadi aktif belajar karena pembelajaran berpusat pada
siswa (student centered). Banyak penelitian mengenai efektivitas strategi
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis dan
keterampilan proses siswa hanya saja belum ada penelitian yang mengukur
kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses siswa secara terintegrasi.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menguji pengaruh strategi
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis siswa; (2) untuk
menguji perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri terbimbing dibandingkan dengan strategi pembelajaran
konvensional; (3) untuk menguji perbedaan keterampilan proses siswa menggunakan
strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dibandingkan dengan strategi pembelajaran
konvensional, dan (4) untuk menguji efektivitas strategi pembelajaran inkuiri
terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMA Negeri 1 Jember semester genap tahun
ajaran 2012/ 2013. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol ditentukan secara
random sampling. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas yaitu strategi
pembelajaran inkuiri terbimbing, variabel terikat yaitu kemampuan berpikir kritis dan
keterampilan proses siswa, dan variabel kontrol yaitu materi pembelajaran yang sama
serta alat evaluasi dengan tingkat kesulitan dan aspek yang diukur sama. Kemampuan
berpikir kritis siswa diukur dengan menggunakan pre-test dan post-test dan dianalisis
menggunakan uji Anakova. Keterampilan proses siswa diukur dengan menggunakan
soal-soal keterampilan proses dan lembar observasi psikomotorik dan afektif
kemudian dianalisis perbedaannya menggunakan uji Independent Sample T-test.
Efektivitas strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dihitung menggunakan rumus
Gain test, namun dengan persyaratan data berdistribusi normal dan homogen.
viii
Pengaruh penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa diuji menggunakan Anakova. Besarnya signifikansi
yang diperoleh adalah 0,000 atau strategi pembelajaran inkuiri terbimbing
memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa dibandingkan penggunaan strategi pembelajaran konvensional (ekspositori dan
diskusi). Rerata nilai post-test kelas eksperimen sebesar 68,62 dan kelas kontrol
sebesar 53,26. Keterampilan proses siswa diuji dengan Independent Sample T-test,
berdasarkan hasil uji tersebut diperoleh signifikansi sebesar 0,000 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan perlakuan terhadap hasil keterampilan proses siswa pada
pertemuan pertama dan kedua. Hasil belajar keterampilan proses siswa kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, dengan rerata nilai keterampilan
proses kelas eksperimen pertemuan pertama dan kedua sebesar 81,35 dan 81,47
sedangkan kelas kontrol sebesar 75,53 dan 77,19.
Hasil belajar psikomotorik siswa diuji dengan Independent Sample T-test,
berdasarkan hasil uji tersebut diperoleh signifikansi sebesar 0,000 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan perlakuan terhadap hasil belajar psikomotorik siswa pada
pertemuan pertama dan kedua. Hasil belajar psikomotorik siswa kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, dengan rerata nilai psikomotorik kelas
eksperimen pertemuan pertama dan kedua sebesar 95,47 dan 97,47 sedangkan kelas
kontrol sebesar 85,53 dan 87,61. Hasil belajar afektif siswa diuji dengan Independent
Sample T-test, berdasarkan hasil uji tersebut diperoleh signifikansi sebesar 0,000
yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perlakuan terhadap hasil belajar afektif
siswa pada pertemuan pertama dan kedua. Hasil belajar afektif kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, dengan rerata nilai afektif kelas eksperimen
pertemuan pertama dan kedua sebesar 89,88 dan 90,12 sedangkan kelas kontrol
sebesar 77,34 dan 83,77.
Efektivitas dihitung menggunakan Gain test untuk mengetahui besarnya
efektivitas strategi pembelajaran inkuiri terbimbing. Berdasarkan perhitungan
diperoleh rerata nilai Gain sebesar 0,1291% (rendah) untuk kelas kontrol. Kelas
eksperimen diperoleh Gain sebesar 0,4420% (sedang) sehingga dapat disimpulkan
bahwa strategi pembelajaran inkuiri terbimbing efektif untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses siswa. Berdasarkan hasil uji beda
Gain score kelas eksperimen dan kontrol diperoleh signifikansi 0,000 yang
menunjukkan bahwa strategi inkuiri terbimbing lebih efektif daripada strategi
konvensional (ekspositori dan diskusi) yang selama ini digunakan oleh guru mata
pelajaran Biologi pada subkonsep Pencemaran Air di SMA Negeri 1 Jember. | en_US |