dc.description.abstract | Wacana iklan komersial yang bertujuan mendukung kampanye pemasaran
produk atau jasa memiliki daya persuasif yang kuat untuk menarik perhatian
khalayak. Tindak persuasif dalam wacana iklan komersial terdapat modus dan teknik
persuasi di dalamnya. Selain modus dan teknik, wacana iklan juga terdapat suatu
kebohongan. Iklan komersial ini dapat ditemui di berbagai media, salah satunya
adalah situs internet yang saat ini sarat digunakan oleh berbagai kalangan. Iklan
komersial yang dominan pada media situs internet adalah iklan yang menawarkan
produk kecantikan atau IKPK (Iklan Komersial Produk Kecantikan). Berdasarkan
latar belakang tersebut masalah dalam penelitian ini, yaitu bagaimanakah: (1) modus
tindak persuasif, (2) teknik persuasi, dan (3) kebohongan tindak persuasif dalam
wacana IKPK berbahasa Indonesia pada situs internet.
Penelitian deskriptif ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif. Data
penelitian berupa tindak persuasif dalam wacana IKPK pada situs internet yang
terdapat teknik, modus, dan kebohongan. Pengumpulan data dilakukan dengan
metode dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui beberapa prosedur: (1) reduksi
data (seleksi data dan pengodean data), (2) penyajian data, dan (3) penarikan
kesimpulan dan verifikasi data.
Hasil penelitian ini menunjukkan modus, teknik, dan kebohongan persuasi
dalam wacana IKPK berbahasa Indonesia pada situs internet. Pertama, modus tindak
persuasif dapat diketahui dari bentuk kalimatnya, yakni dalam wujud kalimat: (1)
deklaratif, (2) imperatif, dan (3) interogratif. Kedua, teknik persuasi dapat diketahui
dari isi wacananya, yakni: (1) nebeng terkenal, (2) mengalihkan pesan, (3)
membangun citra positif, (4) empati, (5) memberi hadiah, (6) mengunggulkan produk,
(7) menunjukkan logika dan bukti ilmiah, (8) memberikan janji, dan (9) memperkecil
jumlah produk. Ketiga, kebohongan iklan dilakukan untuk membujuk dengan
berbohong/menipu, yakni dengan cara: (1) melebih-lebihkan produk, (2) permainan
diskon, (3) tipuan hadiah, (4) permainan logika dan bukti ilmiah, (5) memberikan
janji palsu, dan (6) menunjukkan saksi palsu.
Saran yang dapat diberikan setelah dilakukan penelitian ini adalah: 1) bagi
pengiklan, dapat dijadikan acuan dalam menulis iklan, 2) bagi konsumen, agar tidak
mudah tertipu atas kebohongan iklan, 3) bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan
acuan untuk dikembangkan lebih lanjut khususnya penelitian tentang bahasa iklan. 4)
bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia, dapat dijadikan sebagai referensi
pembelajaran keterampilan menulis untuk siswa SMP kelas VIII. | en_US |