Model Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Situbondo Propinsi Jawa Timur
View/ Open
Date
2013-12-04Author
Sama'i
Pairan
Joko Mulyono
Edy Burhan Arifin
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan jangka panjang penelitian adalah penurunan persentase angka
kemiskinan dan target khusus perbaikan model pendekatan pengentasan kemiskinan di
Kabupaten Situbondo. Tujuan itu dapat dicapai dalam waktu 2 tahun penelitian. Tahun
kesatu tujuan yang ingin dicapai keberhasilan setiap program dan kurang berhasilnya
setiap program yang sudah ada. Program-program itu lantas dikaji dan menghasilkan
model altemative pengentasan kemiskinan, disebut model integrative holistic
pengentasan kerniskinan.Tahun kedua tujuan yang ingin dicapai mengimplementasikan
model integrative holistik pengentasan kemiskinan. Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian tindakan atau kaii tindak (action research).
Sasaran program pengentasan kemiskinan penduduk miskin sebanyak 81.635
jiwa (28 persen penduduk miskin) dan KK miskin sebanyak 39.766 KK(45 persen).
Lokasi program PNPM Mandiri Pedesaan dan Gerdu Taskin untuk untuk lokasi di
pedesaan. Program PNPM Mandiri Perkotaan untuk lokasi di perkotaan. Program untuk
pedesaan 56 persen dan program untuk perkotaan 44 persen.
Tingkat keberhasilan Program diukur dari segi dampak program dan komponen
program. Komponen program rneliputi komponen program pemberdayaan tnasyarakat,
komponen bantuan langsung masyarakat, dan bantuan teknis. Capaian indikator
dampak program target rata-rata adalah 42,8 persen. Dalam pelaksanaan indikator
dampak program adalah 61,6 persen.
Keberhasilan komponen program pemberdayaan masyarakat rata-rata target
program adalah 35,6 persen. Sedangkan capaian pelaksanaan rrta-rata rnencapai 46
persen. Kemudian capaian indikator bantuan langsung masyarakat rata*rata target
program yang diharapkan adaLah 21,7 persen. Capaian indiator bantuan langsung
masyarakat mencapai 46,6 persen. Selanjutnya capaianindikator bantuan teknis rata-rata
target yang diharapkan adalah 73 persen. Dalam pelaksanaan eapaian indikator
menunjukkan 100 persen. Oleh karena itu secara keseluruhan program pengentasan
kemiskinan di Kabupaten Situbondo dapat melebihi target yang diharapkan.
Namun selain adanya keberhasilan program, masih terdapat kekurangakekurangannya.
Kekurangan itu dapat dilihat dari beberapa indikator program, dimana
setiap program adarata-rata target yang harus dicapai.
Atas dasar kajian aJralisis keberhasilan dan kekurangan itulah muncul model
alternative yang disebut model integrative holistic. Model integrative holistic
merupakan model pengentasan kemiskinan yang menyeluruh, sinergis dan terintegrasi.
Tujuannya adalah agar masyarakat miskin yang telah dientaskan tidak kembali lagi
miskin dan yang belum terentaskan dapat dientaskan secara bergantian. Oleh karena itu
model ini perlu diimplementasikan pada tahun kedua penelitian di lokasi penerima
program berhasil maupun kurang berhasil.