MODEL PENGENTASAN KEMISKINAN PETANI Di WILAYAH TAPAL KUDA JAWA TIMUR MELALUI PENGEMBANGAN EKONOMI KOMUNITAS
Abstract
Penanggulangan kemiskinan pada dasarnya merupakan upaya untuk
merubah suatu keadaan atau kondisi masyarakat yang standar hidupnya rendah
pada kondisi yang lebih baik dalarn artian ekonomi, sosial, politik dan budaya.
Hal ini berarti menyangkut usaha mengembangkan potensi sumberdaya lokal baik
yang bersifat fisik maupun nofl fisik, terutama sektor pertanian dan peternakan.
Pengembangan potehsi sumberdaya lokal lebih diarahkan pada upaya
pertumbuhan modal, pengembangan kualitas sumberdaya manusi4 perluasan
kesempatan bekerja dan berusah4 pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berbasis pertanian
Tujuan penelitian adalah (1) Mengidentifikasi berbagai program
pengentasafl kemiskinan dan karakteristik sosial, ekonomi, budaya dan
kelembagaan; (2) Menganalisis sumber pendapatan petani (onform dan offform)
dan faktor-faktor penyebab kemiskinan; dan (3) Konstruksi model pengentasan
kemiskinan petani. Lokasi Penelitian ditentukan secara sengaja di wilayah tapal
kuda propinsi Jawa Timur, yaitu Kabupaten Situbondo dan Sampang. Metode
analisis datayang digunakan adalah (l) Analisa Diskriptif Program Pengentasan
Kemiskinan dan karakteristik Sosial, Ekonomi dan Budaya Komunitas Petani; (2)
Analisis regresi logit dan (3 Analisis Multi Kriteria.
Hasil penelitian adalah (1) Program Gerdu-Taskin dengan kegiatan Tridaya,
yaitu Pemberdayaan {Jsaha, Pemberdayaan Manusia dan Pemberdayaan
Lingkungan dinilai efektif dalam mengentas kemiskinan.; (2) Masyarakat miskin
di wilayah tapal kuda (Kabupaten Situbondo dan Sampang) memiliki keterbatasan
memperoleh penghidupan yang lebih layak baik dari aspek sosial, ekonomi,
budaya dan kelembagaan. sehingga pilihan pekerjaan terbatas (kemiskinan
stmktural),namun masyarakat miskin memiliki strategi dalam memenuhi segala
kebutuhan hidupnya melalui penguatan tradisi kebersamaan, tolong menolong dan
gotong royong dalam komunitasnya; (3) Faktor determinan penyebab kemiskinan
di Kabupaten Situbondo adalah adalah jumlah jenis sarana komunikasi,
kepemilikan lahan dan jarak ke pusat perekonomian, sedangkan di kabupaten
II
sampang adalah usia kepala keluargq jumlah jenis sarana komunikasi,
kepemilikan lahan; (4) Model penguatan lebih baik dilakukan karena tujuan utama
(goal) adalah peningkatan ekonomi masyarakat karena memiliki kemungkinan
kerugian Qtossible /oss) paling rendah dibandingkan model pengentasan lainnya,