dc.description.abstract | Melalui pembelajaran CTL berbasis pemecahan masalah ini, siswa akan dilatih
untuk terampil dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari secara sistematis. Dengan proses mengidentifikasi masalah-masalah dan
informasi apa saja yang diketahui dan ditanyakan dalam suatu soal cerita, siswa akan
berusaha berpikir secara kritis dan logis serta saling bekerja sama untuk menemukan
penyelesaian permasalahan tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan proses pengembangan
perangkat pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan metode
pemecahan masalah Polya pada materi menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan segiempat di kelas VII SMP; (2) menghasilkan perangkat pembelajaran
pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan metode pemecahan
masalah Polya pada materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan segiempat
di kelas VII SMP. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan yaitu RPP,LKS dan THB.
Tempat uji coba ini adalah SMP Negeri 10 Jember pada siswa kelas VII C
tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 35 siswa. Jenis penelitian ini adalah
penelitian pengembangan.
Berdasarkan proses dan hasil pengembangan perangkat pembelajaran
pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan metode pemecahan
masalah Polya maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Pengembangan perangkat pembelajaran pembelajaran CTL (Contextual Teaching
and Learning) dengan metode pemecahan masalah Polya pada materi
viii
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan segiempat di kelas VII SMP
menggunakan model Plomp yang memiliki lima fase yaitu (1) fase investigasi
awal, (2) fase desain, (3) fase realisasi/konstruksi, (4) fase tes, evaluasi, dan
revisi, serta (5) fase implementasi..
b. Hasil pengembangan perangkat yang diperoleh adalah perangkat pembelajaran
pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan metode
pemecahan masalah Polya pada materi menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan segiempat di kelas VII SMP yang dikategorikan baik. Perangkat
dikategorikan baik apabila perangkat pembelajaran telah memenuhi kriteria
kevalidan, kepraktisan, dan efektifitas. Hasil uji kevalidan, kepraktisan, dan
efektifitas adalah sebagai berikut.
1) Uji kevalidan perangkat pembelajaran diperoleh melalui validasi perangkat
pembelajaran (RPP, LKS, dan THB) oleh 3 ahli. Dari hasil validasi diperoleh
perangkat pembelajaran telah mencapai kriteria kevalidan karena koefisien
validasi RPP, LKS, dan THB berturut-turut mencapai 0,88; 0,90 dan 0,78
2) Perangkat pembelajaran dikatakan praktis jika dalam uji coba lapangan
didapat data aktivitas guru dikategorikan baik. Dari hasil pengamatan
terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran diperoleh
perangkat pembelajaran telah mencapai kriteria praktis karena pada
pertemuan pertama 88,89% sedangkan pada pertemuan kedua 92,59%
3) Perangkat pembelajaran dikatakan efektif persentase siswa tiap kegiatan telah
memenuhi kriteria karena secara umum persentase aktivitas siswa mencapai
10% - 20% kecuali untuk jenis aktivitas yang tidak relevan dengan
pembelajaran 0% - 5%. Data respon positif siswa terhadap pembelajaran
dikategorikan positif karena lebih dari 80% siswa member respon positif .
Rata-rata ketuntasan hasil belajar mencapai 94% maka siswa dalam mengikuti
pembelajaran mampu mencapai tingkat penguasaan materi minimal sedang
atau mampu mencapai minimal skor 60. | en_US |