dc.description.abstract | Berdasarkan informasi dan observasi dari guru di SMK Negeri 4 Jember,
ditemukan berbagai masalah diantaranya: (1) guru masih mendominasi kelas yaitu
masih menggunakan metode ceramah, (2) aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran masih belum nampak, (3) siswa jarang mengajukan pertanyaan, (4)
kurangnya keberanian siswa dalam mengerjakan soal di depan kelas, (5)
kurangnya pembelajaran yang membuat siswa bekerja dalam kelompok. Hal ini
menggambarkan efektifitas belajar mengajar dalam kelas masih rendah.
Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, khususnya kelas X
jurusan Akuntansi. Sebagian besar nilai siswa pada mata pelajaran matematika
masih di bawah Standar Kelulusan Minimal 70. Selain itu, ketuntasan klasikal
kelas sangat rendah yaitu masih di bawah 65%. Dari kenyataan tersebut, perlu
adanya suatu perubahan metode atau model pembelajaran berpusat pada guru ke
pembelajaran yang menyenangkan, berpusat aktivitas, dan kerja sama.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan
menggunakan dua siklus. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana penerapan Accelerated Learning, menganalisis
peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan metode Accelerated
Learning pada pokok bahasan Program Linier kelas, dan menganalisis
peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar siswa setelah pembelajaran
dengan metode Accelerated Learning pada pokok bahasan Program Linier.
Pengambilan data dilakukan mulai 07-27 Mei 2013 di SMK Negeri 4 Jember.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 4 Jember
tahun ajaran 2012/2013, yang berjumlah 36 siswa. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah dokumentasi, observasi, dan tes. Data yang dianalisis
vii
dalam penelitian ini adalah hasil observasi aktivitas guru, aktivitas siswa dan
ketuntasan belajar siswa.
Data hasil observasi dibedakan menurut aktivitas guru dan siswa. Aktivitas
siswa dalam pembelajaran menggunakan metode Accelerated Learning meliputi
memperhatikan penjelasan guru, terlibat dalam pemecahan masalah, aktif mencari
kelompok belajar, mengerjakan tugas/LKS, kerja sama dalam kelompok,
presentasi, menyimpulkan dan mencatat mengalami peningkatan dari siklus 1 ke
siklus 2 sebagai berikut: aktivitas siswa dalam memperhatikan penjelasan guru
mengalami peningkatan aktivitas sebesar 10,65% dari 74,54% menjadi 85,19%.
Aktivitas ikut dalam pemecahan masalah mengalami peningkatan aktivitas
sebesar 10,65% dari 75,46% menjadi 85,11%. Aktivitas aktif mencari
pasangan/kelompok mengalami peningkatan aktivitas sebesar 12,04% dari
78,71% menjadi 90,74%. Aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas/LKS
mengalami peningkatan sebesar 12,97% dari 72,23% menjadi 85,19%. Aktivitas
kerja sama dalam kelompok mengalami peningkatan sebesar 21,30% dari 62,04%
menjadi 83,34%. Aktivitas siswa dalam presentasi mengalami peningkatan
sebesar 7,41% dari 47,69% menjadi 55,10%. Aktivitas siswa dalam
menyimpulkan dan mencatat mengalami peningkatan sebesar 4,63% dari 84,73%
menjadi 89,36%. Untuk aktivitas guru, pada siklus I rata-rata mencapai
dan meningkat pada siklus II menjadi .
Ketuntasan secara klasikal pada siklus 1 dan siklus 2 telah memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yaitu sebesar
65%. Ketuntasan secara klasikal ini mengalami peningkatan sebesar 13,89% dari
72,22% pada siklus 1 menjadi 86,11% pada siklus 2. Dengan demikian, metode
Accelerated Learning ini dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa kelas
X Akuntansi 3 SMK Negeri 4 Jember pada pokok bahasan Program Linier. | en_US |