Karakterisasi Lahan Pertanian di Kabupaten Jember Menggunakan Metode Agrigeophyics Dalam Upaya Optimasi Lahan Pertanian (Studi Kasus Geologi Raung)
View/ Open
Date
2013-12-04Author
Albertus Djoko Lesmono
Agus Suprianto
Joko Sudibya
Metadata
Show full item recordAbstract
Kabupaten Jember adalah kabupaten yang mempunyai ciri agraris dan
berbasis seklor agrobisnis. Optimasi tingkat kesesuaian lahan pertanian melalui
karakterisasi lahan pertanian diharapkan akan mampu meningkatkan produktivitas
hasil pertanian. Selama ini karakterisasi lahan pertanian dilakukan menggunakan
metode konvensional dengan metode cuplik dan analisa laborotorium. Metode ini
akurat akan tetapi memakan biay4 waktu, tenag4 dan data yang diperoleh bersifat
tidak kontinu secara lateral. Dalam penelitian ini dilakukan suatu inovasi teknologi
agrigeophysics dengan mengintegrasikan teknologi pencitraan geofisika dan data
laboratorium serta melalcukan validasi data citra. Dari penelitian ini diperoleh data
resistivitas tanah lahan pertanian daerah geologi Raung dan data sifat fisika
Lerdasarkan uji sampel tanah. Pola lapisan tanah yang mendeskripsikan kedalaman
top soil dan solum dapat ditentukan berdasarkan citra resistivitas. Selin itu dapat
diinterpretasikan bahwa terdapat kesesuaian antara data resistivitas hasil pengukuran
iapangan dengan data sifat fisika tanah hasil uji sampel untuk titik ukur yang sama.
Berdasarkan kajian terhadap hasil pengolahan data pada penelitian tahun
Fertama diperoleh bahwa terdapat kesesuaian antara data uji laboratorium dengan
iata resistivitas hasil pengukuran lapangan. Pengukuran yang dilakukan pada tahun
F€rtama banyak bersifat sampling terhadap satuan-satuai tanah di wilayah
Kabupaten Jember terutama Geologi Raung. Untuk memperoleh karakteristik citra
woperties tanah dalam cakupan satuan wilayah lebih luas perlu dilakukan
,erangkaian pengukuran geolistrik yang lebih rapat, sehingga tingkat kesesuaian
lahan yang berkaitan dengan plrysical properties dapat tergambarkan lebih rinci.
Fengukuran pada titik-titik geolistrik ini tidak perlu dilakukan uji laboratorium
s.sPsrti pada tahun pertama, karena sudah dilakukan kalibrasi. Selain itu, agar terjadi
X;e.stabilan dalam interpretasi data maka data resistivitas masih harus divalidasi
melalui data pengukuran Ground Penetrating Radar dan analisa geokimia (dilakukan
p'a3a penelitian tatrun kedua). Pengukuran menggunakan metode Georadar (Ground
Femetrating Radar / GPR) diharapkan akan mampu menambah informasi data
sehelumnya berkaitan dengan ketebalan tanah dalam satuan geologi Raung