dc.description.abstract | Kualitas pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain
tersedianya sarana prasarana pendidikan yang memadai dan sumber daya manusia
pendidikan yang berkompeten. Salah satu sarana pendidikan yang berfungsi sebagai
penunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah adalah laboratorium
sekolah. Di laboratorium, siswa dapat melaksanakan praktik, memecahkan masalah
sains dengan mencari jawaban melalui kegiatan experimen, dan siswa juga dapat
menghubungkan hasil pengamatannya dengan teori yang dimilikinya, sehingga siswa
dapat membangun konsep yang lebih bermakna. Laboratorium di tiap sekolah harus
memenuhi standar laboratorium supaya dapat menunjang proses pembelajaran
dengan baik. Untuk itu pengelola laboratorium harus melakukan berbagai usaha
untuk standarisasi laboratorium dan mengatasi berbagai kendala yang dihadapi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi laboratorium biologi di
masing – masing SMA Negeri Kabupaten Jember yang memenuhi standar minimal
laboratorium biologi beserta kendala yang dihadapi dan usaha yang dilakukan
pengelola untuk standarisasi laboratorium biologi. Selain itu untuk mengetahui peran
laboratorium biologi terstandar dalam menunjang proses pembelajaran biologi di
SMA Negeri Kabupaten Jember. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian deskriptif. Peneliti menggunakan 4 metode pengumpulan data yaitu
metode observasi, dokumentasi, wawancara dan angket untuk mengetahui sejauh
mana standar yang telah dicapai oleh masing-masing laboratorium biologi di sekolah.
Analisis data dilakukan untuk mengetahui korelasi antara capaian standar
laboratorium biologi dengan frekuensi pelaksanaan praktikum biologi sebagai
indikator proses pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar kondisi dan kelengkapan
laboratorium sudah cukup baik. Dua sekolah memiliki laboratorium kategori sangat
sesuai standar yaitu SMAN 2 Jember dengan prosentase capaian standar 86,39% dan
SMAN 1 Jember 82,78%. Kategori sesuai standar sebanyak 12 sekolah yaitu SMAN
1 Kencong 77,07%; SMAN 3 Jember 63,10%; SMAN 4 Jember 71,85%; SMAN 5
Jember 66,85%; SMAN 1 Arjasa 64,88%; SMAN Rambipuji 61,26%; SMAN 1
Pakusari 64,40%; SMAN 1 Kalisat 64,85%; SMAN Ambulu 71,84%; SMAN 1
Jenggawah 78,01%; SMAN 1 Mumbulsari 70,56%; dan SMAN 2 Tanggul 66,59%.
Sedangkan untuk kategori cukup sesuai standar sebanyak 4 sekolah yaitu SMAN 1
Tanggul 59,85%; SMAN Plus Sukowono 50,18%; SMAN 1 Balung 56,37% dan
SMAN Umbulsari 55,43%. Secara garis besar laboratorium biologi di SMA Negeri
se-Kabupaten Jember sesuai standar jika dilihat dari prosentase rata-rata sebesar
67,48%. Prosentase tertinggi dimiliki SMAN 1 Jember sebesar 86,39% dan
prosentase terendah dimiliki SMAN Plus Sukowono sebesar 50,18%.
Dalam pengembangan laboratorium, pengelola mengalami banyak kendala
yang menyebabkan laboratorium sulit mencapai standar yang telah ditentukan.
Keterbatasan dana dan kerusakan alat menjadi kendala yang sering dialami pengelola.
Untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi, pengelola telah melakukan
berbagai usaha mulai dari memperbaiki alat yang rusak, membeli alat dan bahan
sesuai kepentingan dan penggunaan hingga mengajukan bantuan ke dinas terkait
setempat. Hal ini dilakukan karena pengelola sadar bahwa keberadaan laboratorium
biologi yang sesuai standar dapat menunjang pembelajaran biologi di sekolah
terutama dalam pelaksanaan praktikum walaupun tidak berhubungan langsung
dengan nilai praktikum. Sesuai dengan hasil analisis korelasi yang menunjukkan
kecilnya korelasi antara standar laboratorium biologi yang sudah tercapai dengan
nilai praktikum. Terbukti dengan adanya nilai korelasi sebesar -0,067 pada taraf
signifikansi 0,798 (P>0,05) sehingga korelasinya sangat tidak signifikan. Dengan kata
lain, capaian standar minimal laboratorium biologi tidak dapat menunjang proses
pembelajaran biologi. | en_US |