dc.description.abstract | Suatu karya sastra dikaji dengan pendekatan sosiologi sastra secara tidak
langsung menempatkan kesusastraan bukan hanya sebagai artefak, melainkan juga
sebagai produk sosial budaya. Pemilihan novel
Bila Malam Bertambah Malam karya
Putu Wijaya sebagai objek penelitian dikarenakan beberapa hal.
Pertama, tema yang
diangkat dalam novel ini berupa kerumitan hidup yang sumber masalahnya tidak
terjadi pada masyarakat umum, yakni persoalan kasta.
Kedua, Putu Wijaya sebagai
bagian dari struktur masyarakat Bali dan ia menciptakan novel
Bila Malam
Bertambah Malam
yang memiliki latar masyarakat Bali, sangat memungkinkan
bahwa kehidupan yang dimunculkan dalam novel ini berkaitan dengan kehidupan
Putu Wijaya.
Ketiga, banyak gambaran sosial budaya berupa aktivitas dan perilaku
masyarakat Bali yang dimunculkan dalam novel ini.
Keempat, novel ini dapat
dijadikan sebagai media otokritik dan media sosialisasi.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
penelitian kualitatif, sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian deskriptif. Data pada penelitian ini berupa kata-kata, kalimatkalimat,
dan paragraf-paragraf yang terdapat pada sumber data, yakni novel
Bila
Malam Bertambah Malam
karya Putu Wijaya cetakan kedua dan diterbitkan pada
tahun 2003 oleh PT Dunia Pustaka Jaya dan beberapa informasi berupa buku,
internet, dan surat kabar yang berisi tentang Putu Wijaya dan sosial budaya
masyarakat Bali. Pengumpulan data dalam penelitian ini, meliputi: pengamatan,
identifikasi, penyeleksian, dan pengodean. Teknik analisis data dalam penelitian ini,
ix
meliputi: reduksi, interpretasi, penyajian, dan verifikasi. Instrumen pembantu
pengumpulan data, meliputi: bolpoin, pensil, kertas, buku, novel, arsip-arsip yang
relevan, laptop, jaringan internet, dan tabel pemandu pengumpulan data. Prosedur
penelitian yang dilakukan, meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap
penyelesaian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tema mayor pada novel BMBM adalah
kasta penyebab keterpurukan dan kesengsaraan pada masyarakat Bali.. Latar
belakang sosial budaya pengarang yang mencakup tentang biografi pengarang
menunjukkan bahwa pribadi pengarang turut berpengaruh dalam pembuatan novel
BMBM. Profesi pengarang menunjukkan bahwa sumber ekonomi proses kreatif
novel BMBM berasal dari profesi Putu Wijaya sebagai sastrawan. Masyarakat yang
dituju adalah masyarakat umum, karena pada hakikatnya persoalan kasta memiliki
kesamaan dengan kelas sosial. Aktivitas budaya masyarakat Bali, meliputi:
menyulam, menyanyikan tembang, memelihara hewan, mengukir patung, berbahasa
Bali, membuat jamu, mengenakan pakaian adat, mengunyah sirih, mewariskan cerita
rakyat, aben, kesenian wayang, permainan anak, kesenian tari legong, dan mencari
kutu. Perilaku budaya masyarakat Bali, mencakup: sopan santun, mengkeramatkan
sesuatu, mempercayai mitos, beragama Hindu, pertentangan antarkasta, bertempat
tinggal sesuai kasta, menyekolahkan anak di Jawa, bertanggung jawab, iri mengiri,
dan suka membicarakan orang lain. Novel BMBM sebagai media otokritik
ditunjukkan dari adanya upaya untuk merombak atau memperbaiki sistem
kepahlawanan dan sistem kasta, sedangkan sebagai media sosialisasi ditunjukkan dari
adanya pengetahuan mengenai kebudayaan Bali dan ajaran moral yang terdapat
dalam novel BMBM.
Saran yang diberikan, antara lain: (1) Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan diskusi mata kuliah Sosiologi Sastra, (2) Secara praktis, bagi guru
bahasa Indonesia, dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengembangan materi
pembelajaran apresiasi sastra di SMA, (3) Bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan
sebagai bahan bacaan tentang penelitian sosial budaya Bali dalam sebuah novel. | en_US |