dc.description.abstract | Kanker kelenjar getah bening merupakan kanker kelenjar getah bening atau
Lymphoma Malignant merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak
terjadi pada pria maupun wanita. Angka kejadian kanker kelenjar getah bening di
seluruh dunia terus meningkat dan penyebab pasti dari penyakit ini masih belum
diketahui.
WHO memperkirakan sekitar 1,5 juta orang di dunia saat ini hidup dengan
kanker kelenjar getah bening dan 300 ribu orang meninggal karena penyakit ini tiap
tahunnya. Data tentang angka kejadian kanker kelenjar getah bening di Indonesia
masih belum ada yang akurat, namun diperkirakan kanker kelenjar getah bening
menduduki peringkat ke-6 kejadian kanker terbanyak.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil studi pendahuluan pada pencatatan
register di Poli Kemoterapi RSD dr. Soebandi Jember, kanker kelenjar getah bening
termasuk ke dalam 2 besar penyakit kanker di poli tersebut setelah kanker payudara.
Setiap tahunnya jumlah penderita kanker kelenjar getah bening mengalami
peningkatan. Pada tahun 2008 tercatat jumlah kunjungan pasien kanker kelenjar getah
bening sebesar 124 kunjungan, tahun 2009 mencapai 151 kunjungan, dan pada tahun
2010 sebanyak 83 kunjungan. Faktor risiko kanker kelenjar getah bening belum
diketahui secara pasti, namun peningkatan angka kejadiannya berhubungan dengan
usia, jenis kelamin, genetik, riwayat penyakit terdahulu, transplantasi organ, dan
paparan bahan kimia (pestisida).
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
menggunakan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah pasien rawat
jalan di Instalasi Rawat Jalan Poli Bedah Umum di RSD dr. Soebandi Jember dengan
besar sampel sebanyak 97 sampel. Sampel diambil dengan menggunakan teknik
systematic random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
dokumentasi dan wawancara. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan
dianalisis menggunakan analisis univariabel, bivariabel dengan uji Chi-square, dan
analisis multivariabel dengan uji regresi logistik dengan tingkat kemaknaan sebesar
5% (α=0,05).
Hasil penelitian ini diantaranya adalah usia dan ras tidak memiliki hubungan
yang signifikan terhadap kejadian kanker kelenjar getah bening. Jenis kelamin,
riwayat kanker keluarga, riwayat penyakit yang diderita, dan paparan bahan kimia
(pestisida) memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian kanker kelenjar
getah bening. Diantara variabel yang berhubungan tersebut, variabel yang paling
berhubungan dengan kejadian kanker kelenjar getah bening diantaranya adalah
riwayat kanker keluarga, riwayat penyakit yang diderita, dan paparan bahan kimia
(pestisida). Variabel yang paling kuat hubungannya dari ketiga variabel tersebut
adalah riwayat penyakit yang diderita responden.
Dari hasil penelitian ini diharapkan adanya peningkatan kualitas dan kuantitas
penyuluhan di RSD dr. Soebandi Jember, instansi kesehatan yang lain maupun
instansi pendidikan, yang berkaitan dengan faktor risiko kanker kelenjar getah
bening. Perlu adanya kerjasama antara Instansi Kesehatan dan Instansi Pelayanan
Kesehatan dengan Yayasan Kanker Indonesia serta Dinas Pertanian dan Kehutanan
untuk menurunkan angka kejadian kanker dengan mengurangi paparan pestisida pada
masyarakat dan memasyarakatkan gaya hidup sehat, sehingga dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang kanker dan menurunkan kejadian kanker kelenjar getah
bening. Penelitian selanjutnya perlu meneliti tentang makanan/ minuman yang
mengandung bahan tambahan makanan berbahaya, alkohol, rokok, konsumsi
kontrasepsi oral, terapi sulih hormon, obat immunisuppressant, serta melakukan uji
kadar kolinesterase dalam darah penderita kanker kelenjar getah bening untuk melihat
kadar keterpaparan pestisida di tubuh. | en_US |