Show simple item record

dc.contributor.authorAnjartika Pramodhawardhani
dc.date.accessioned2013-12-03T10:51:32Z
dc.date.available2013-12-03T10:51:32Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM062110101010
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3259
dc.description.abstractenyakit tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis). Penyakit TBC dapat menyerang pada semua orang tanpa terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin. Peningkatan jumlah penderita disebabkan antara lain karena gizi buruk, kebiasaan merokok dan kurangnya kepedulian menjaga kebersihan lingkungan. Satu gejala yang ditemukan pada pasien rawat inap TBC adalah sesak nafas yang disebabkan berkurangnya kadar oksigen di dalam paru-paru dikarenakan kadar Hemoglobin yang rendah. Kebutuhan zat gizi pada pasien rawat inap TBC akan naik karena adanya destruksi jaringan dan kenaikan suhu tubuh. Gizi yang seimbang membantu mempercepat proses penyembuhan penyakit TBC. Penelitian ini dilaksanakan di RS. Paru Kota Batu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat konsumsi dan kadar hemoglobin (Hb) pasien TBC. Berdasarkan jenis penelitian, penelitian ini berjenis deskriptif. Sampel ditentukan dengan menggunakan metode systematic random sampling. Pada cara ini ditentukan bahwa tiap subyek nomor ke sekian dimasukkan dalam sampel. Metode ini menggunakan interval untuk menentukan pasien ke berapa yang dijadikan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap yang menderita TBC selama bulan Januari-Februari 2011. Setiap responden akan diukur tingkat konsumsi diet TETP dengan metode food recall dan food weighting. Setiap responden akan dilakukan pengukuran terhadap kadar hemoglobin pada saat sebelum dan sesudah mendapat diet TETP. Metode yang digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin adalah metode dengan metode elektroforesis menggunakan hematology autoanalyser. Hasil dari penelitian ini yaitu, sebagian besar responden pasien rawat inap penderita TBC di Rumah Sakit Paru Kota Batu bulan Januari-Februari 2011 adalah laki-laki dengan mayoritas usia berada dalam rentang 20-54 tahun. sebagian besar responden pasien rawat inap penderita TBC di Rumah Sakit Paru Kota Batu bulan Januari-Februari 2011 bermatapencaharian sebagai petani. pendidikan terakhir sebagian besar responden adalah pendidikan dasar (SD/MI/SMP/MTS), keseluruhan responden mendapatkan diet TETP II dengan energi sebanyak 2304 kalori dan protein sebanyak 84 gr, sebagian besar tingkat konsumsi karbohidrat responden berada dalam kategori kurang, sebagian besar tingkat konsumsi protein responden berada dalam kategori kurang, dan keseluruhan responden mengalami perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah mendapat diet TETP selama 3 hari rawat inap di Rumah Sakit Paru Kota Batu bulan Januari-Februari 2011. Diketahui bahwa keseluruhan responden mengalami kenaikan kadar hemoglobin walaupun tingkat konsumsi energi dan protein sebagian besar responden berada dalam kategori kurang, hal ini dikarenakan pihak rumah sakit memberikan suplemen penambah darah kepada responden. Saran yang dapat diberikan adalah diharapkan ada partisipasi dari keluarga bagi dengan cara memberikan motivasi untuk kesembuhan pasien, serta memberikan pola makan yang mengandung nilai gizi. Kombinasi antara konsumsi diet TETP dan obat yang cukup dan bermanfaat bagi kesembuhan pasien karena proses kesembuhan pasien TBC tidak terbatas hanya ketika dirawat di rumah sakit, namun juga berkelanjutan ketika telah sampai di rumah.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries062110101010;
dc.subjectPASIEN RAWAT INAP PENDERITA TBC DI RUMAH SAKIT PARU BATUen_US
dc.titleTINGKAT KONSUMSI DAN KADAR HEMOGLOBIN PASIEN RAWAT INAP PENDERITA TBC DI RUMAH SAKIT PARU BATUen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record