Show simple item record

dc.contributor.authorDevi Dwi Rifindah
dc.date.accessioned2013-12-03T08:06:38Z
dc.date.available2013-12-03T08:06:38Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM072210101073
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3125
dc.description.abstractDi era globalisasi saat ini, penampilan fisik sangatlah diutamakan. Beberapa penyakit kulit dapat mempengaruhi kepercayaan diri karena gejalanya yang tampak nyata seperti terjadi perubahan fisik yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan psikoemosional bagi para penderitanya. Salah satu penyakit kulit yang mempengaruhi kepercayaan diri adalah selulit. Selulit adalah kondisi lokal pada jaringan lemak dan jaringan ikat subkutan berupa parutan-parutan tidak rata pada kulit yang nampak seperti kulit jeruk yang banyak terjadi pada wanita di bagian-bagian tubuh tertentu misalnya paha, pantat, lengan bagian atas, lutut, leher bagian belakang, dan betis. Pengobatan antiselulit diantaranya dapat dilakukan dengan cara: (1) fisioterapi, (2) pengobatan secara topikal, dan (3) penggunaan obat-obat secara oral. Bahan aktif yang digunakan untuk antiselulit, antara lain: golongan xantin (kafein, aminofilin, teofilin, atau ektrak tumbuhan yang banyak mengandung xantin), retinoid, dan ekstrak tumbuhan. Golongan xantin yang paling banyak digunakan karena bekerja secara langsung pada proses penghancuran jaringan lemak. Bentuk sediaan setengah padat dipilih untuk menghantarkan kafein melalui sistem penghantaran transdermal, dan dipilihlah sediaan gel. Gel kafein dengan basis CMC Na ditambah dengan asam laktat sebagai zat peningkat penetrasi untuk meningkatkan kecepatan penetrasi. Dirancang 4 formula dengan variasi konsentrasi asam laktat 0; 2; 4; dan 6% untuk mengetahui pengaruh asam laktat terhadap kecepatan penetrasi kafein menembus kulit tikus. Pengujian terhadap gel yang dihasilkan meliputi evaluasi sediaan dan pengujian penetrasi. Evaluasi sediaan meliputi pengujian organoleptis, pH, viskositas, daya sebar, uji sifat alir, dan pengujian homogenitas bahan aktif dalam sediaan. viii Berdasarkan evaluasi sediaan yang telah dilakukan, semua formula telah memenuhi persyaratan seluruh pengujian kecuali pada pengujian pH dan dapat disimpulkan bahwa asam laktat memberikan pengaruh terhadap nilai pH, viskositas, dan daya sebar sediaan. Uji penetrasi keempat formula dilakukan menggunakan alat Franz Diffusion Cell pada suhu 37 o C ± 0,5 o C dengan kecepatan putar 500 rpm. Pengujian ini dilakukan selama 8 jam menggunakan membran berupa kulit tikus. Hasil pengambilan sampel dilakukan pada menit-menit yang telah ditentukan kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 273 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil serapan yang diperoleh kemudian digunakan untuk menghitung laju penetrasi kafein (fluks). Hasil pengujian penetrasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kecepatan penetrasi gel yang mengandung asam laktat 6%, 4%, 2%, dan 0% dengan nilai fluks masing-masing adalah 5,4298 µg/cm ix 2 menit, 3,6506 µg/cm menit, 4,2016 µg/cm 2 menit, dan 3,1944 µg/cm 2 menit. Hasil uji statistik menggunakan uji One Way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji LSD menunjukkan bahwa semua formula gel berbeda secara signifikan kecuali antara formula yang mengandung asam laktat 0% dengan 4% sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai fluks F4 > F2 > F3 > F1.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072210101073;
dc.subjectasam laktat, kafeinen_US
dc.titlePENGARUH ASAM LAKTAT TERHADAP PENETRASI PERKUTAN KAFEIN DALAM BASIS CMC Na SECARA IN VITROen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record