Show simple item record

dc.contributor.authorInne Illian Retna
dc.date.accessioned2013-12-03T03:42:43Z
dc.date.available2013-12-03T03:42:43Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM070210402082
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2775
dc.description.abstractPembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dapat diketahui dari standar kompetensi yang meliputi membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan (menyimak). Keempat keterampilan ini harus ada di dalam diri setiap siswa, karena merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi. Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran bahasa Indonesia yang memegang peranan penting ialah pengajaran menulis. Menulis adalah salah satu dari 4 keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Secara umum, tujuan pembelajaran keterampilan menulis, yaitu siswa mampu mengomunikasikan ide atau gagasan/pendapat secara tertulis ataupun sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu pengetahuan, pengalaman hidup, ide, imaji, dan apresiasi. Sebagai salah satu jenis karangan yang diajarkan di sekolah, narasi merupakan kegiatan menulis yang sangat penting dikuasai oleh siswa. Dengan narasi, siswa dapat menceritakan kegiatan apa yang telah ia lakukan sehari-hari, dapat menuliskan laporan kegiatan perjalanannya, dan yang paling penting dengan karangan narasi siswa dapat meluapkan ekspresinya. Maka dari itu, penelitian ini difokuskan pada karangan narasi. Kondisi sebagaimana dikemukakan diperkuat oleh kenyataan bahwa masih banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 8 yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Dari 37 siswa hanya 13 siswa yang mendapat nilai ≥ 70, dan 24 siswa mendapat nilai < 70. Permasalahan yang ditemukan di atas ditengarai karena guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah dan hanya memberikan contoh tulisan narasi. Selain itu siswa masih kurang memahami cara penulisan karangan narasi. Oleh karena itu, perlu diterapkan media pembelajaran yang sesuai dalam menulis karangan narasi. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis adalah media cerita bergambar. Media cerita bergambar belum pernah digunakan di SMPN2 Rambipuji. Penggunaan media cerita bergambar dalam menulis narasi diharapkan dapat menciptakan inovasi baru serta memotivasi siswa dalam pembelajaran. Selain itu, media cerita bergambar juga diharapkan dapat mepermudah siswa dalam menyususn peristiwa narasi secara kronologis. Kajian pada penelitian ini difokuskan pada proses dan hasil mengenai keterampilan menulis narasi siswa dengan diterapkan media cerita bergambar. Proses dan hasil yang dikaji terdiri atas dua rumusan masalah yaitu: 1) bagaimanakah proses penerapan media cerita bergambar dalam meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas VIIB SMPN 2 Rambipuji?. 2) bagaimanakah hasil keterampilan menulis narasi setelah diterapkan media cerita bergambar pada siswa kelas VIIB SMPN 2 Rambipuji?. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan dilaksanakan kolaborasi antara peneliti dan guru. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan keterampilan menulis siswa. Keterampilan menulis narasi siswa dapat diketahui bahwa adanya peningkatan pada tiap siklus. Pada siklus I sebanyak 23 siswa (62%) yang mendapat nilai ≥ 70 (KKM), kemudian pada siklus II sebanyak 34 siswa (92%) yang mendapat nilai ≥ 70. 9 Hasil penelitian menunjukkan dalam proses pembelajaran dalam mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, dan mengubah teks wwawancara menjadi narasi mengalami peningkatan, siswa menjadi lebih aktif di kelas. Hal ini disebabkan pada siklus II guru lebih membimbing siswa dalam mengerjakan tugasnya secara individu dan bisa membangkitkan skemata siswa dengan menggali kemampuan siswa tentang pengalamannya yang berkaitan dengan wawancara dan menulis narasi. Berdasarkan hasil penelitian diberikan saran: 1) bagi guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia disarankan agar melakukan perencanaan yang matang sebelum mengajar. Guru juga harus berusaha meningkatkan kemampuan mengembangkan materi, menyampaikan materi dengan media ataupun metode yang inovatif dan mampu mengelola kelas. Hal ini penting untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil KBM. 2) bagi siswa yang kurang paham terhadap materi yang disampaikan guru hendaknya berani mengajukan pertanyaan. Siswa juga diharapkan agar selalu memberikan kritikan dan saran terhadap cara mengajar guru, sehingga dapat memperbaiki proses dan hasil KBM, dan 3) bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dengan bahasan yang berbeda, disarankan merencanakan pembelajaran seoptimal mungkin terutama pada pengaturan alokasi waktu hendaknya seefisien mungkin.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070210402082;
dc.subjectMedia Cerita Bergambaren_US
dc.titlePENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS VIIB SMPN 2 RAMBIPUJIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record