Show simple item record

dc.contributor.authorARIF PERMOTO
dc.date.accessioned2014-01-29T17:37:53Z
dc.date.available2014-01-29T17:37:53Z
dc.date.issued2014-01-29
dc.identifier.nimNIM990910101096
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/27268
dc.description.abstractBerdasarkan pada paparan bab-bab sebelumnya, nampak jelas bahwa keterlibatan kaum perempuan dalam politik dan gerakan pemberontak Maois sangatlah nyata. Dalam sebuah perjuangan politik, kaum perempuan memiliki posisi dan peran penting karena pada dasarnya kaum perempuan masih berada dalam kondisi yang tertindas dan terkekang oleh struktur masyarakat Nepal. Keterlibatan perempuan dalam gerakan Maois di Nepal disebabkan oleh kondisi sosial yang menindas kaum perempuan dan kondisi itu dilanggengkan oleh rezim monarki yang sangat kejam dalam memandang dan memperlakukan kaum perempuan. Monarki adalah sebauh tatanan yang dibarengi dengan ideologi patriarki di mana perempuan dipandang sebagai mahkluk lemah, pelayan laki-laki, bahkan tidak diperbolehkan memiliki hak yang sama terhadap kaum laki-laki. Perempuan adalah warga negara kelas dua; dibatasi hanya dalam tanggungjawab reproduksi dan rumahtangga; dikumpulkan di rumah orangtuanya dan kemudian di rumah suami yang ditunjuk untuknya. Selain itu, perempuan Nepal tertolak dalam dunia pendidikan. Di bawah feudalisme kerajaan, seorang anak perempuan hanya “berguna” dan “bernilai” dalam tahun-tahun di masa kecilnya karena dapat membantu pekerjaan rumahtangga, setelah itu perempuan tidak usah bersekolah karena pada akhirnya mereka juga akan menjadi pengurus rumah tangga dan melayani suaminya. Kaum perempuan Nepal, dengan demikian terbentuk oleh dialektika sejarah pertentangan kelas antara penguasa (bangsawan dan tuan-tuan tanah) dengan mayoritas gerakan demokrasi dan rakyat tertindas yang terdiri dari tani hamba dan tak bertanah. Kaum perempuan, dalam kondisi kemiskinan Nepal yang cukup akut, juga terkenal sebagai korban trafficking dan menjadi pelacur terutama di India dan sebagian kecil juga di daerah perkotaan seperti Kathmandu Meskipun pendidikan pada kaum perempuan dibatasi, kesadaran akan hak-hak kaum perempuan sudah mulai tumbuh oleh hadirnya organisasi-organisasi moderen dengan tingkat yang berbeda-beda dalam upaya penyadarannya. Untuk kaum perempuan di daerah pedesaan, kedatangan kelompok Maois yang membawa ideologi modern (Marxisme-Maoisme) adalah pendorong kesadaran kaum perempuan secara cepat dan meluas. Kontradiksi objektif dalam ranah ekonomi-politikpun disadari oleh kaum perempuan, dan mereka telah sanggup membuka mata dengan analisa pengetahuan bahwa persoalan masyarakat Nepal adalah feodalisme dan imperialisme yang itu harus dijawab dengan gerakan politik rakyat yang berbasiskan pada kaum tani, karena kaum tanilah yang merasakan penindasannya. Keterlibatan kaum perempuan juga tidak dapat dilepaskan dengan keberadaan kelompok Maois yang memiliki tujuan perjuangan untuk melawan ketidakadilan di Nepal dengan cara berusaha menggantikan sistem monarki dengan sistem—apa yang mereka sebut sebagai—“republik rakyat”. Keinginan perempuan dan kelompok Maois yang sama-sama menghadapi kontradiksi sosial-ekonomis dalam kondisi Nepal bertemu dalam sebuah cita-cita pembebasan kemanusiaan. Tak heran jika kemudian, dalam setiap gerakan perluasan struktur politik di pedesaan yang dikuasai, kaum perempuan dengan mudah tertarik dengan gerakan Maois (CPN-M). sebagaimana dilihat dalam pembahasan di atas, keterlibatan kaum perempuan dalam gerakan pemberontakan Maois tersebut sangat nyata, bukan hanya dalam lini sosial politiknya, tetapi juga sebagai barisan gerilyawan atau sayap militernya. Keterlibatan tersebut tentunya kebanyakan didahului oleh kesadaran akan citacita baru, kesetaraan dan kolektivitas kemanusiaan yang ditawarkan oleh Maois. Kesadaran kaum perempuan di daerah pedesaan di bawah kepemimpinan Maois juga terlihat dari cara berpikir mereka yang tidak lagi seperti cara berpikir lama yang terkungkung pada paham tua yang diturunkan bersama penindasan yang dibawanya. Cara berpikir baru tersebutlah yang membimbing kaum perempuan terlibat aktif dalam gerakan pengorganisiran massa rakyat untuk tujuan revolusi. Mereka semakin menemukan dunianya yang baru, dan hal ini menjadi semangat utama yang pentingen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries990910101096;
dc.subjectPERAN PEREMPUAN,MONARKIen_US
dc.titlePERAN PEREMPUAN DALAM PEMBERONTAKAN KELOMPOK MAOIS MELAWAN MONARKI DI NEPALen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record