AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL DAUN WARU LANDAK (Hibiscus mutabilis) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO
Abstract
Penyakit infeksi masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian
utama di negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit infeksi bisa
disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Mikosis merupakan penyakit infeksi
yang disebabkan oleh jamur. Mikosis yang memiliki insiden paling tinggi adalah
kandidiasis dan dermatofitosis. Kandidiasis merupakan mikosis oportunistik dan
agen penyebab paling sering salah satunya adalah Candida albicans.
Penggunaan antijamur sebagai terapi ternyata masih menimbulkan
masalah, yaitu timbulnya spesies yang lebih resisten. Misalnya penggunaan
flukonazol yang meluas telah mencetuskan timbulnya spesies yang lebih resisten
terhadap azol. Oleh karena itu pilihan terapi untuk kandidiasis masih perlu
dikembangkan misalnya dengan obat tradisional. Salah satu tanaman yang dapat
digunakan sebagai obat tradisional adalah daun waru landak. daun ini
mengandung zat antijamur yaitu tanin, saponin, alkaloid dan flavonoid.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak
etanol daun waru landak terhadap C. albicans. Jenis penelitian ini adalah kuasi
experimental dengan rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design.
Sampel yang digunakan adalah jamur C. albicans. Konsentrasi larutan uji yang
digunakan adalah 1 mg/ml, 10 mg/ml, 20 mg/ml, 30 mg/ml, 40 mg/ml, 50 mg/ml,
60 mg/ml dan 70 mg/ml. Untuk kontrol positif digunakan suspensi nistatin 500
mg/ml dan untuk kontrol negatif digunakan larutan NaCMC. Data yang diperoleh
adalah diameter zona hambat yang terjadi di sekitar sumuran dan diukur dengan
menggunakan jangka sorong. Data kemudian dianalisis dengan uji Kruskall Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Pada penelitian didapatkan rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan
oleh ekstrak konsentrasi 1 mg/ml, 10 mg/ml, 20 mg/ml, 30 mg/ml, 40 mg/ml, 50
mg/ml, 60 mg/ml dan 70 mg/ml berturut-turut adalah 9,6 mm, 10,33 mm, 11,00
mm, 11,59 mm, 12,35 mm, 13,21 mm, 13,79 mm, dan 14,93 mm. KHM ekstrak
terhadap pertumbuhan C. albicans adalah 10 mg/ml. Dari uji Kruskall Wallis
didapatkan hasil p<0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
bermakna pada minimal dua kelompok perlakuan. Sedangkan melalui uji MannWhitney
didapatkan hasil terdapat perbedaan bermakna pada semua konsentrasi
kecuali konsentrasi 60 mg/ml terhadap 50 mg/ml, 40 mg/ml terhadap 30 mg/ml,
30 mg/ml terhadap 20 mg/ml, dan 20 mg/ml terhadap 10 mg/ml.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun waru
landak memiliki aktivitas antijamur yang lemah terhadap C. albicans secara in
vitro. Untuk ke depannya penulis menyarankan penelitian mengenai identifikasi,
purifikasi, efek samping, dan pemanfaatan daun waru landak selain sebagai
antijamur.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]