Show simple item record

dc.contributor.authorFariza Fadhillah
dc.date.accessioned2014-01-29T02:55:03Z
dc.date.available2014-01-29T02:55:03Z
dc.date.issued2014-01-29
dc.identifier.nimNIM072010101060
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/26970
dc.description.abstractDemam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Sejak ditemukan kasus pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, angka DBD meningkat dan menyebar ke seluruh daerah kabupaten di wilayah RI. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti sebagai vektornya. Sejauh ini pengendalian nyamuk Aedes aegipty telah banyak dilakukan. Namun upaya-upaya yang dilakukan banyak menggunakan insektisida kimia yang mengandung zat-zat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Untuk itu diperlukan suatu bahan alami yang mudah diuraikan oleh alam (Bi-degradable) dan berpotensi untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tanaman tertentu memiliki zat aktif yang bersifat racun bagi serangga, menghambat dan penolak makan, juga dapat menghalangi pencernaan makanan serangga. Salah satu tanaman yang memiliki kandungan zat aktif itu adalah serai wangi (Andropogon nardus L.). Dalam penelitian ini ditambahkan minyak nilam (Pogostemon cablin Benth). dalam minyak serai wangi (Andropogon nardus L.) yang diharapkan keberadaan minyak nilam dapat meningkatkan efektivitas minyak serai wangi sebagai repellent terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti, serta dalam penelitian ini diharapkan dapat diketahui konsentrasi yang paling optimal untuk digunakan sebagai repellent terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan dibagi menjadi empat, yaitu kelompok perlakuan murni (KPA), kelompok kombinasi pertama (KPB 1 ), kelompok perlakuan kombinasi kedua (KPB ) dan kelompok perlakuan kombinasi ketiga (KPB 3 ). Kontrol (Ko) akan dipapar dengan parafin cair, kelompok perlakuan murni (KPA) akan dipapar dengan lotion minyak serai wangi konsentrasi 80%, kelompok perlakuan kombinasi pertama (KPB ) akan dipapar dengan lotion kombinasi minyak serai wangi konsentrasi 80% dan minyak nilam konsentrasi 10%, kelompok perlakuan kombinasi kedua (KPB 1 ) akan dipapar dengan lotion kombinasi minyak serai wangi konsentrasi 80% dan minyak nilam konsentrasi 20% dan kelompok perlakuan ketiga (KPB 2 ) akan dipapar dengan lotion kombinasi minyak serai wangi konsentrasi 80% dan minyak nilam konsentrasi 40%. Jumlah gigitan nyamuk Aedes aegipty dihitung selama 6 jam pemaparan. Hasil perlakuanan dikatakan dapat meningkatkan efektivitas jika mampu mengurangi jumlah gigitan nyamuk Aedes aegipty dan dikatakan sebagai konsentrasi paling optimal jika konsentrasi tersebut memiliki daya proteksi paling besar sebagai repellent terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti. Hasil dari pengujian ini dianalisa menggunakan uji One-way Anova dan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (P=0,000) antar kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui perbedaan pada tiap – tiap konsentrasi. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah penambahan minyak nilam (Pogostemon cablin Benth.) dapat meningkatkan efektivitas minyak serai wangi (Andropogon nardus L.) sebagai repellent terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti dan didapatkan bahwa konsentrasi optimum kombinasi adalah sebesar 80% minyak serai wangi dan 40% minyak nilam.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072010101060;
dc.subjectUJI EFEKTIVITAS PENAMBAHAN MINYAK NILAM (Pogostemon cablin Benth.) PADA MINYAK SERAI WANGI (Andropogon nardus L.) SEBAGAI REPELLENT TERHADAP GIGITAN NYAMUK Aedes aegyptien_US
dc.titleUJI EFEKTIVITAS PENAMBAHAN MINYAK NILAM (Pogostemon cablin Benth.) PADA MINYAK SERAI WANGI (Andropogon nardus L.) SEBAGAI REPELLENT TERHADAP GIGITAN NYAMUK Aedes aegyptien_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record