• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Agriculture
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Agriculture
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    DAMPAK KEPARAHAN INFEKSI PENYAKIT KARAT DAUN KEDELAI PADA GENOTIPE KEDELAI TAHAN KARAT DAUN DAN UKURAN BIJI BESAR TERHADAP PRODUKSI

    Thumbnail
    View/Open
    A (190)X_1.pdf (23.59Kb)
    Date
    2014-01-28
    Author
    Firman Hidayat
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Penyakit karat daun kedelai disebabkan oleh Phakopsora pachyrhizi Sydow. Sampai saat ini penyakit tersebut masih menjadi masalah utama di Indonesia karena dapat menyebabkan kehilangan hasil berkisar antara 30-60 persen bahkan dapat mencapai 100 persen pada varietas rentan. Ketahanan suatu varietas kedelai merupakan faktor penting dalam upaya menekan kerugian hasil. Pada saat ini banyak varietas kedelai yang diuji guna memperoleh kultivar tahan karat daun dengan produksi tinggi. Diantara genotipe-genotipe kedelai yang telah diuji tersebut Unej 1 dan Unej 2 dilaporkan selain memiliki produksi tinggi termasuk dikategorikan agak tahan karat daun. Produksi kedelai pada Unej 1 dan Unej 2 masih bisa ditingkatkan dengan meningkatkan ukuran biji melalui persilangan dengan genotipe kedelai yang mempunyai ukuran biji besar. Salah satu kedelai yang mempunyai ukuran biji besar adalah kedelai Jepang (Edamame Ryokkoh/R-75). Pada penelitian ini keparahan infeksi penyakit karat daun kedelai khususnya pada genotipe-genotipe tersebut diuji dampaknya terhadap komponen produksi. Dampak keparahan infeksi penyakit karat daun kedelai terhadap produksi diuji pada tiga genotipe tersebut di lapangan dengan infeksi karat daun secara alami. Masing-masing genotipe kedelai tersebut ditanam dilahan percobaan pada petak-petak tanaman seluas 6 x 4 m, jarak petak 0,75 m dan jarak tanam 10 x 40 cm dengan 2-3 biji per lubang. Setiap perlakuan digunakan tiga ulangan. Pengujian dilaksanakan di lahan percobaan Politeknik Negeri Jember dan selain itu, untuk mendapatkan tanaman bebas infeksi patogen karat daun masing-masing genotipe ditanam di rumah kasa Fakultas Pertanian Universitas Jember yang digunakan sebagai pembanding. Tingkat keparahan infeksi karat daun kedelai pada masing-masing genotipe diamati pada umur 40, 50 dan 60 hari setelah tanam (HST) dengan menentukan intensitas penyakit. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tiga genotipe kedelai yang diuji yaitu Unej 1, Unej 2 dan R-75 dapat terinfeksi patogen karat daun. Pada tanaman yang ditanam di rumah kasa masih terjadi infeksi secara alami namun dengan tingkat keparahan yang ringan yaitu berkisar diantara 25-29 persen. Intensitas penyakit pada tanaman ini masih di bawah ambang kendali penyakit karat daun kedelai. Intensitas penyakit karat daun di lapangan pada umur 60 HST, terendah terjadi pada Unej 2 (33,33 persen) dan tertinggi pada Unej 1 (42,33 persen). Unej 1 memiliki permukaan daun yang lebih lebar daripada Unej 2 dengan bentuk kanopi daun agak mendatar dan diduga memiliki sel epidermis yang tipis serta bertekstur agak kaku. Hal tersebut memudahkan terjadinya kontak dengan patogen yang memungkinkan terjadinya penetrasi dan infeksi patogen. R-75 mempunyai karakteristik permukaan daun yang lebih luas dibanding Unej 1 dan Unej 2, tetapi intensitas penyakit lebih rendah yaitu 36,30 persen dibandingkan Unej 1. Hal ini disebabkan karena R-75 diduga memiliki sel epidermis yang lebih tebal dan daunnya bertekstur kaku. Genotipe kedelai yang tahan karat daun P. pachyrhizi mempunyai tekstur daun lebih kaku dan mempunyai bulu lebih rapat dibandingkan dengan genotipe kedelai yang rentan. Dampak keparahan infeksi penyakit karat daun terhadap produksi tampak nyata pada tiga genotipe tersebut terutama terjadi penurunan jumlah polong, jumlah biji, dan berat seratus biji, serta peningkatan polong hampa. Diantara genotipe tersebut Unej 1 menunjukkan penurunan jumlah polong dan jumlah biji tertinggi, sedangkan pada R-75 mengalami peningkatan jumlah polong hampa dan penurunan berat seratus biji tertinggi. Genotipe Unej 1 mengalami penurunan jumlah polong dan jumlah biji tertinggi masing-masing 42,63 dan 39,34 persen, sedangkan R-75 mengalami penurunan berat seratus biji tertinggi yaitu 4,24 g dan peningkatan polong hampa sebesar 8,83 persen.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/26540
    Collections
    • UT-Faculty of Agriculture [4363]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository