STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SAINS FISIKA PADA KELAS MODEL DI SMP NEGERI 1 PURWOHARJO BANYUWANGI
Abstract
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi dan
pasar bebas menuntut masyarakat untuk mengembangkan pendidikan dalam
memenuhi kebutuhan kerja. Dalam dunia pendidikan diperlukan sekolah yang
berkualitas yang tidak hanya mengembangkan keunggulan lokal melalui penyediaan
tenaga-tenaga pendidik, tetapi juga perlu menyikapi tersedianya satuan pendidikan
yang mampu menghasilkan lulusan “Kaliber“ dunia di Indonesia. Berdasarkan isu
kondisi yang ada, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Purwoharjo
Banyuwangi merupakan salah satu sekolah yang mengadakan tiga kelas model yang
berbeda, kelas model tersebut yaitu: Pertama, kelas model Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI), kedua yaitu kelas model Bilingual, dan ketiga kelas model
Reguler. Setelah diadakan penelitian lebih lanjut di SMP Negeri 1 Purwoharjo
Banyuwangi hanya terdapat dua kelas model yaitu kelas model SBI dan kelas model
Reguler, untuk kelas model Bilingual sudah ditiadakan, dari kedua kelas model
tersebut, dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya mata pelajaran sains fisika
dilaksanakan dengan cara berbeda.
Dalam mengkaji kesiapan sekolah melaksanakan pembelajaran pada kelas
model ini akan menjawab permasalahan tentang Bagaimanakah formula panduan
pembelajaran, implementasi pembelajaran, dan hasil belajar fisika pada kelas model.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: Formula panduan pembelajaran,
implementasi pembelajaran, dan hasil belajar fisika pada kelas model di SMP Negeri
1 Purwoharjo Banyuwangi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan di
SMP Negeri 1 Purwoharjo Banyuwangi yang ditentukan dengan metode Purposive
viii
Sampling Area. Subyek penelitian adalah siswa pada masing-masing kelas model,
wakil kepala sekolah urusan bidang kurikulum, guru sains fisika pada kelas model.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara,
dokumentasi, hasil belajar, dan angket. Analisis data menggunakan analisis deskriptif
yang dicocokkan dengan formula panduan pembelajaran pada masing-masing kelas
model dan data yang didapat masing-masing dipersentasekan untuk setiap komponen.
Berdasarkan hasil penelitian didapat hasil sebagai berikut: Formula panduan
antara kelas model SBI dan kelas model Reguler adalah sama. Implementasi
pembelajaran antara kelas model SBI dan kelas model Reguler adalah juga sama,
yang membedakan hanya pada penyampaian materi. Kelas model SBI materi
disampaikan dengan menggunakan bahasa bilingual (bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia) sedang pada kelas model Reguler materi disampaikan dengan bahasa
Indonesia. Hasil belajar antara kelas model SBI dengan kelas model Reguler
menunjukkan adanya perbedaan. Ketuntasan penguasaan pengetahuan kognitif siswa
yang ditetapkan sekolah adalah 70. Pada kelas model Reguler, dari 35 siswa hanya 3
siswa yang tidak memenuhi standar ketuntasan. Pada kelas model SBI, dari 19 siswa
hanya 7 siswa yang dinyatakan memenuhi standar ketuntasan. Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan, upaya-upaya yang
dapat dikembangkan dalam melaksanakan program pembelajaran pada kelas model,
khususnya kelas model SBI dalam mempersiapkan program pembelajaran SBI yang
sebenarnya, maka ada beberapa rekomendasi yang dapat digunakan untuk
pengembangan pelaksanaan pembelajaran pada kelas model, khususnya kelas model
SBI, sebagai berikut: bagi guru, keikutsertaan dalam sosialisasi dan pelatihan
kurikulum SBI, mengikuti work shop bertaraf Internasional, menjadi peserta dalam
School Clutser, penggunaan dan pelatihan bahasa Inggris, mempunyai literatur
bilingual, Penggunaan ICT, pengembangan bahan ajar. Bagi siswa, seleksi masuk
kelas model SBI, mempunyai literatur bilingual, dan English Experience Day (EED).
Sedang bagi sekolah, mempunyai fasilitas sarana belajar mengajar (laboratorium).